RSS

d.i.a (lanjutan)

Aku sedikit menggeser tempat dudukku agak ke belakang.
Aku sungguh merindukan Alva. Kami terpisah oleh tempat. Alva berada di luar kota karena orang tuanya bertugas disana. Aku mengenal Alva…hm..masih kuingat..
Ketika itu, masuk kuliah. Jadi, ketika itu adalah OSPEK. Dan ketika itu juga aku sedang dimarah2i sama kakak senior karena membuat suatu kesalahn –yang menurutku kakak2 senior hanya mencari-cari kesalahan-. Jadi disampingku juga ada seorang anak kena marah juga sama kakak senior. Dia Alva. Tapi yang ku lihat, dia begitu santai dan tenang dalam menghadapi kakak senior, sedangkan aku pada saat itu begitu takut dan hampir nangis karena dibentak-bentak. Dia sampai-sampai disiram pake air minum dikarenakan gayanya yang seperti menentang kakak senior. Karena saking sibuknya aku melihat dia, kakak senior pun tambah membentakku, Eh dek! Kenapa ngeliatin dia aja? Pacarnya ya? Kok ngeliatinnya gitu x? Waah..payah mereka kak, sehati..satu kena’, yang lain juga kena’!’’ sambung kakak senior yang lain.
Busset, sapa juga yang pacaran. Kenal aja belom..Ne kakak pake acara bikin malu lagi didepan orangnya. Yang kuingat saat itu Alva dan kakak seniornya ngeliatin aku. Malu kali aku…T.T..
‘’Oh..iya kak..paten kali orang ini ya..! sambung kakak senior si Alva. Aku dan Alva dibariskan berdampingan.
Aku udah malu banget. Ketauan lagi ngeliatin Alva.
‘’Pacaran klen dek?’’ Tanya kakak senior..
Aku dan Alva diam.
‘’woy dek! Klen ditanyai ya jawab!’’
‘’Kalo iyya kenapa, kalo enggak kenapa kak?’’ jawab Alva.
Aku yang tadinya nunduk langsung ngangkat kepala. Terkejut mendengar jawabannya.
‘’ooh,,sok paten ko ya dek!Sekarang, kakak suruh ko cabuti rumput2 di halaman tu!!’’
Alva diam.
‘’ udah sana cepat!!!’’
‘’dia juga sama saya ya kak!’’
Alva langsung menarik tanganku, tanpa menghiraukan kakak senior yang berteriak memanggil-manggilnya. Dia tertawa..dan aku sangat panic, bingung n dll lah..’’Rasain!!!’’ ucap Alva..’’oya, sorry ya, aku tarik lenganmu..lain kali aku akan lebih sopan…’’.
Aku sungguh terpukau mendengar kata-katanya..dan dia membuktikannya..Semenjak itu, sentuhan-sentuhan tidak pernah terjadi diantara kami. Saling menjaga privasi. Dan setelah berlari-lari dari kakak senior,taukah, apa yang dikatakannya padaku, ‘’kawan, kita hidup ni, pilihan..diinjak atau meninjak..diserang atau menyerang..dijatuhkan atau menjatuhkan.,,dan dikerjain atau mengerjai,,,! Kalau kita gak bisa memilih, yaah, siap2 diombang ambing..Kita sama derajat..dan yangmembedakan Cuma amalan dihadapan Tuhan..’’ katanya sambil menatap langit. Yang ketika itu, kami duduk di tanah, dan aku melihatnya penuh  kekaguman sejak kesan pertama..
‘’Shafa’’.. ucapku mengisyaratkan untuk perkenalan..
Dia senyum biasa..’’Alva’’..jawabnya singkat sambil terus memperhatikan langit. Aneh! Pikirku…aku tersenyum sambil turut memperhatikan langit..
Walaupun aku dan Alva terpisah oleh ruang, tapi kami masih selalu berhubungan. Baik melalui situs pertemanan, sms atau telpon.…
Aku juga melihat-lihat cincin yang terpasang di jari manis kiriku. Ya, aku sudah bertunangan sejak setahun yang lalu, ketika aku tamat dari SMA. Aku bertunangan dengan seseorang yang juga temanku dulu. Orang tua kami sepakat menikahkan kami, tapi aku dan dia belum siap. Jadi , pertunanganlah yang dilakukan. Namanya Reza. Aku dan Reza saling mencintai.Tapi, sekarang Reza berada jauh di negeri orang. Dan katanya 4 tahun lagi dia akan datang untuk menikahiku.
Reza mendapat beasiswa di negeri lain. Dan dia sudah dilirik perusahaan-perusahaan besar untuk menggaetnya bekerja. Kuakui, Reza selain tampan, dia cerdas, berwibawa dan soleh. Ya itu menurutku.
Sebenarnya aku dan Reza tidak sebaya. Lebih tua Reza 1 tahun dari aku.
Tapi, semenjak kehadiran Alva, aku takut, aku takut hatiku tak lagi terjaga untuk Reza. Aku takut hatiku berpindah bukan lagi untuk Reza. Ya, semuanya bisa terjadi. Memang, aku dan Reza belum menikah, tapi, apa arti pertunangan yang telah kami laksanakan? Toh, aku juga gak tau keadaan Reza disana..Masak aku harus menunggu dia selama 4 tahun, itupun kalau benar2 jodoh..!
Astaghfirullahaladziim..apa yang telah kupikirkan tentang calon suamiku..Tak mungkin seorang Reza yang mengerti agama, berilmu melakukan hal yang aneh-aneh diluar sana. Dia juga orangnya berkomitmen. Sebenarnya kupikir, akulah yang tak pantas untuk Reza. Aku sudah mengkhianatinyakah?
Astaghfirullahaladziim…
Reza juga pernah berpesan padaku, ‘’jaga hatimu..=)’’
Aku Cuma tersenyum ketika dia mengirim pesan seperti itu padaku.
Aku juga gak tau kedepannya seperti apa. Dan Alhamdulillah, Alva sekarang berada di luar kota yang memungkinkan, bertatap muka sangatlah jarang.
….
Beberapa minggu yang lalu, dia mengajakku untuk berliburan di kotanya sekarang. Ya aku mana mungkin toh, tiket kesana kan mahal, dan itu jadi alasanku. Dan dia menawarkan akan membelikanku tiket pesawat kesana. Jika aku menyetujuinya –walaupun bercanda- dia akan membelikannya. Dan kutahu, dia orangnya nekat. Siapa yang tak kenal Alva…
Ah, aku jawab saja tidak bisa. Karena aku gak ada temen buat kesana, aku anak perempuan satu-satunya di keluarga dan yang paling penting, aku sudah bertunangan..dan itu yang belum diketahui Alva.
Dan entah kenappa aku juga berat ketika ingin menceritakan tentang pertunanganku..
Pernah suatu hari, ketika kami asik mengobrol, dia dengan ceplas ceplos berkata padaku,
‘’Fa, itu cincin apa tuh di tangan? Cincin tunangan ya?!..
Aku terkejut, tapi aku mencoba tersenyum aja.
‘’Waah, kalo sampe iya, gawatlah aku!’’
Aku heran mendengar perkataannya.
‘’Maksudnya?’’ Tanyaku.
‘’Iya, kalo sampe iya, gitulah..padahal aku rencananya mau jadiin kamu ibu anak-anak nanti..! oya, aku pesen makanan duluye..’’ katanya sambil senyum dan pergi.
Aku terkejut. Sungguh terkejut. Maksud dia ngomong gitu apaan? Apa dia ingin menikahiku? Ah, mikir opo sih aku ni! Dia aja ngomongnya ketawa-tawa..di depan temen-temen lagi. Dan ketika dia ngomong itu, aku melihat ekspresi teman-teman yang Cuma diam dan senyum dan ada satu wanita –yang kutahu dia menyukai Alva- tersenyum sangat kecut ketika mendengar itu. Adduh..Alva ni ada-ada aja..
Aku ingin sekali bertanya dengan Alva tentang percakapan beberapa bulan yang lalu itu. Tapi, apakah dia masih ingat? Melihat sikap dia yang aneh,gila, kekanak-kanakan tapi terkadang bisa menjadi seorang yang begitu dewasa secara tiba2,..ah..sepertinya tidak. Aku gak usah mempermalukan diriku sendirilah..
…………………………
Uuhh!! Selalu gini! Nyape2in dating ke kampus, tapi dosennya ga dating. Sabar Shafa..Jangan suujon gt donk. Mungkin ada urusan urgen…..
Aku duduk kesel di taman kampus.
Hm..biasany kalau kayk gini, pasti Alva ngajak makan, atau ke perpus, atau ngobrolin apalaha yang selalu menarik. Huh..aku kangen Alva.
Di saat itu juga, sebuah mobil berhenti di hadapanku. Aku melihat kearah mobil itu. Siapa ya? Tanyaku dalam hati.
Seseorang membuka kaca jendela mobil.
Aku menatap samar orang itu. Terus kuperhatikan dan…
MasyaAllah…
Aku terkejut lalu berdiri.
‘’Ayo, masuk..” katanya.
Aku masih terkejut sambil berjalan masuk kedalam mobil.
“ Kenapa?’’ tanyanya.
Aku masih bengong, gak percaya.
“Kapan kamu kesini, Reza?’’ Tanyaku dengan nada yang masih gak percaya dan bengong.
Reza tersenyum.
“Kemarin”. Jawabnya singkat sambil menjalankan mobil sedannya.
“Kamu ngapain kesini?” tanyaku.
“Aku ga boleh ya nemuin calon istriku? Hhhhe, iya, aku ada penelitian  disini 2 minggu. Jadi, aku bisa sekalian jagain kamu. Kamu seneng kan aku disini?” tanyanya.
“Tentu saja..” jawabku sambil senyum.
Tentu saja aku senang Reza. Kau adalah  lelaki yang kucintai, dan sekarang kau datang di saat aku benar2 sendirian.
“kemana kita?’’ tanyanya.
‘’Kemana aja boleh, asalkan makan..” jawabku sambil tertawa.
Dia juga ikut tertawa. Rasanya aku senang banget.
……………………………….
Setiap hari, setiap aku pulang kuliah, selalu ada mobil sedan berhenti di depan gerbang kampus. Ya, siapa lagi, orang yang selalu menjemputku, Reza, calon suamiku.
Terkadang, teman-temanku bertanya, ‘’shafa, siapa? Pacarnya yaaa…..” goda mereka.
Aku Cuma tertawa. Mereka gak tau ya, kalo aku tuh gak pacaran. Huft.
Pernah kejadian, jadi temen-temen belum tau Reza, pertama kali ngeliat, kesannya bermacam2..
‘’gila, cakep banget tuh cowok!’’
‘’busset dah..keren amat! Udah ganteng, kaya..’’
“gals,,naek mobil cuy…”
Dll..
Dan setelah mereka tahu, kalau reza adalah tunanganku, mereka Cuma godain,
‘’ah, shafa enak banget sih, dapat tunangan kayak gitu..’’
‘’ih shafa, buat aku doooonk!’’
Dll yang bikin aku ketawa.
………
Selama 2 minggu aku menghabiskan waktu bersama seorang lelaki yang juga tunanganku. Besok Reza akan kembali ke negeri orang. Hah…apa jadinya aku jika kami sudah berumah tangga. Apa aku akan ikut dia ke negeri orang dan tinggal disana, sedang aku akan bertinggal jauh dengan orang tuaku. Ah aku tidak mau seperti itu…Tapi aku yakin, Allah pasti punya rencana lain yang lebih baik untukku..:)
Aku mengantar Reza sampai ke bandara. Air mataku hamper menetes, karena orang yang sesekali kujumpai akan kembali pergi. “Jaga diri baik-baik ya”. Pesannya. Aku cuma tersenyum, insyaAllah…
Dan sosok itupun lama kelamaan hilang dari pandangan mataku. Tak kuasa aku menahan tangis. Aku langsung pergi ke mobil dan menangis. ‘’Semoga kau baik2 saja, Reza di negeri orang…” ucapku lirih lalu mulai mengemudi mobilku.
………………………..
Hari ini, Alhamdulillah…dosennya masuk. Dan Alhamdulillah lagi pelajaran yang kusuka. Dan Alhamdulillah banget, dosennya dosen yang ku suka juga…Waaah..seneng banget hari ini.
Pak  Hadi namanya. Aku suka banget cara nngajar beliau. Nantangin. Dia suka banget ngeremehin _dengan maksud memotivasi_ aku tau itu. Dia terkadang tersenyum sinis jika aku dan teman-temanku gak bias ngerjai soal darinya. Dan tersenyum bangga jika kami bisa melakukannya. Dosen yang keren!
…….
Sebelum memulai pelajaran, seperti biasa, beliau selalu menyampaikan kata-kata memotivasi..
‘’ Kalau soal yang bapak berikan ini nanti, kalian ga bisa jawab..?? hm….” Katanya sambil mengacungkan jempol terbalik dan senyum. Aku tersenyum penuh semangat. Aku pasti bisa. Pikirku.
‘’ Oya, sebelum kita memulai belajar, bapak ingin memberi tahu bahwa di kelas kalian ada mahasiswa pindahan dari universita lain. Silahkan masuk.
Seorang lelaki..hm..gayanya cukup keren. Pake kaos, plus kemeja kotak2 biru di buka kancing, lengan digulung samapi siku, jeans, sepatu sport, tinggi, dan cool sih..Cuma kok, gada senyum..cem nenek peyot..
Hahahaha..Aku tertawa kecil. Tiba2 ada seseorang menegurku, ‘’kenapa lo ketawa2?”
Aku tersadar dari lamunan singkatku. Anak itu menegurku dengan tampang –yang jujur, sebenernya sih cool- tapi serem bener. Judes! “Apa sih, suka2 saya donk!’’ balasku. Dia Cuma menatapku sinis. Aku Cuma menunjukkan muka nyantai plus senyum sinis.
“Nama gu..ehm, nama saya Fery. Fery Anugerah Danaya. Saya berasal dari Jakarta. Saya pindah kesini, karena orang tua saya dipindahtugaskan, oleh sebab itu saya disurati pindah ke kampus ini. Terima kasih.’’
‘’Oke..fery namanya ya, ada yang mau ditanyain lagi?” Tanya Pak Hadi kepada kami.
“Nomer HP doooooonk….’’
“statusnya apa????’’
“FB…fb????’’
Cewek2 di kelasku sepertinya begitu terpesona oleh ketampanannya. Dan berebut ingin tahu tentangnya.
“Gak ada.” Jawabnya singkat.
Aku terkejut. Sombong banget ni orang. Kecut banget sih jawabnya. Uh..
‘’oke..oke..daripada kita berlama-lama, silahkan duduk fery..dan kita mulai belajar kita.’’
Aku menatapnya sinis. Mentang-mentang dari Jakarta sombong banget. Beuh..cape deh!
…..
Hm..aku dengar-dengar kabar kalau fery ternyata juara olimpiade MM se nasional. Wah..keren…pikirku.
Lalu ketika di jalan aku mau ke ruang dosen wali, aku melihat Feri duduk di kursi depan kampus. Lalu kudatangin.
“Fery, katanya kamu juara olimpiade MM ya?” tanyaku SKSD sambil senyum.
Fery Cuma menatapku sinis lalu pergi.
Busset..malu banget aku. Ah..diliatin orang lagi. Sialan tuh cowok….ugh..ugh…><
Liat aja ya….uuughhhh….keselkeselkeseeeeeellll!!! ><
…………………………..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

4 komentar:

bangsyok mengatakan...

ini apa ??
kisah sebuah novel orang atau novel karangan dy ??

:)

Dhy mengatakan...

karangan sendiri..=D

chiizen mengatakan...

mantap..:D

Dhy mengatakan...

=] tq