Ketika hatiku merasa, aku sangat mencintai dirinya,
Logikaku berbisik, ‘’jangan terlalu…’’
Ketika jiwaku sangat merindukan kehadirannya,
Lagi.lagi logikaku berbisik, ‘’jangan terlalu…’’
Hatiku bertanya, ‘’mengapa?’’
Padahal rasa ini memang terlalu,
Haruskah aku membohongi perasaanku sendiri?
Logikaku balik bertanya,
Masih ingatkah kamu pada kepedihan yang ditimbulkan oleh cinta dan rindu yang terlalu?
Hatiku mengangguk,
Sekilas tergurat rasa kepedihan yang pernah melanda.
Sahabatku,
Ketika cinta bertanya tentang cinta, maka imanlah jawabannya.
Begitulah mencintai secara dewasa,
Love has made we learned many things.
Tapi itu tidak menjamin kita untuk tidak terjatuh pada lubang yang sama.
Semua itu kembali pada imanmu..
Now, I’ve learned.
Cinta yang terlalu hanya kepada pemilik cinta sejati..
Mencintailah karenaNya…
Sahabat, itu adalah tulisan dari sahabat kita, Zizou Paris, oleh Bio1. Sungguh indah, bukan?
Dari situ kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran. Tidak hanya untukku, tapi untukmu, untuk mereka dan untuk kita semua.
Aku juga punya kisah tentang perasaan cinta yang terlalu kepada seorang ikhwah. Sangat terlalu bahkan. Hingga akhirnya, Sang Pemilik Cinta menyadarkanku. Bukan karena keburukannya, tapi karena aku berusaha untuk memuliakannya. Ketika imanku ditanya tentang cinta, aku belum mampu menjawab dengan ikhlas dan karenaNya. Jawabanku hanya berdasarkan nafsu saja, dan itu ternyata membuatku menjadi seorang yang tidak mengandalkan logika. Aku sedikit mengumbar perasaan cintaku padanya kepada sahabat-sahabatku. Memalukan, bukan? Ketika kita mencintai secara terlalu kepada orang yang belum tentu menjadi teman hidup kita.
Mari sahabat, kita harus lebih banyak belajar. Aku terutama. Banyak belajar cara mencintai secara utuh, secara dewasa dan tentu karenaNya.
Sahabatku yang kucintai, aku hanyalah manusia biasa yang mampu merasakan cinta.
Aku hanyalah gadis biasa yang ingin menjadi seorang muslimah utuh adanya.
Aku hanyalah hamba biasa yang mengemis cinta kepada Rabbnya.
Ketika cinta dalam persahabatan tumbuh mekar, tak jarang duri perselisihan juga tertancap dalam senyuman kebahagiaan.
Bagaimana cara kita bersikap dewasa dalam bertindak.
Mau kita jadikan apa duri itu?
Sebagai penyakit yang melukai hati atau karya terindah sebagai bumbu penyedap dalam indahnya persahabatan?
Sahabatku, aku memang bukanlah orang yang sempurna.
Bahkan jauh.
Aku bukanlah orang yang bisa selalu mampu ada bersamamu.
Tapi percayalah, aku takkan membiarkan kalian disakiti oleh orang manapun.
Aku jatuh cinta padamu yang berbeda,
Karena perbedaan itu telah menjadi cermin tempatku berkaca diri mendandani akhlaqku.
Aku jatuh cinta padamu yang berbeda,
Karena perbedaan ituu telah menjadi sekolah tempatku belajar mendewasakan hati.
Aku jatuh cinta padamu yang berbeda,
Karena perbedaan itu telah menjadi ladang tempatku menyemai benih ukhuwah dan cinta.
Aku jatuh cinta padamu yang berbeda,
Karena perbedaan itu telah menjadi kanvas tempatku melukis warna warni dakwah.
Sekali lagi, aku jatuh cinta padamu yang berbeda,
Sebab diantara perbedaan itu Allah janjikan Rahmat bagi hati-hati yang bertaut padaNya..
#someone
Ketika nikmatnya cinta benar-benar terasa, ternyata rahasianya terletak pada sepertiga malam terakhir. Aku banyak mendengar bahwa disanalah saat yang paling romantic ketika kita mengumbar cinta kepada Yang Maha Memiliki Cinta.
Sahabat, aku juga belum meraih kenikmatan cinta itu. Tapi setidaknya, aku akan berusaha. Begitu juga dengan kamu. Sehingga, kita akan dapat bersama-sama dipertemukan dalam cinta ukhuwah, cinta jamaah.
Ingatkan aku akan kelalaianku.
Karena, sekali lagi, aku hanyalah gadis biasa. Sangat biasa.
Ini doa untuk kita semua,
‘’Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya padaMu, agar bertambah kekuatanku untuk mencintaiMu.
Ya Muhaimin, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatiNya tertaut padaMu agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta nafsu.
Ya Rabbana, jika aku jatuh hati, jagalah hatiku padanya, agar aku tidak berpaling daripada hatiMu.
Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu, rindukanlah aku pada seseorang yang merindukan syahid di jalanMu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasihMu, janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirMu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasihhMu,
Jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepadamu.
Ya Allah, jika kau halalkan aku merindui kekasihMu,
Jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepadaMu.
Aku hanya belajar. Belajar untuk mencintai semua makhluk.
Dan tentunya belajar membalas cinta Allah yang begitu besar kepada hambaNya.
Aku memang gadis yang penuh ego.
Gadis yang penuh keangkuhan.
Gadis yang keras dan tak mau kalah.
Aku sadar, betapa aku begitu kecil.
Tak pantas aku sombong.
Tak pantas aku angkuh.
Karena semua yang ada, adalah titipan kasihNya sebagai media pembelajaran untukku, untuk belajar dewasa. Untuk belajar menjadi seorang gadis yang lebih baik. Karena bagaimanapun juga, aku kelak akan menjadi seorang ibu. InsyaAllah.
Marilah sama-sama kita raih kemenangan cinta Rabb Sang Maha Penuh Cinta.
Jangan sia-siakan momentum Ramadhan nanti sebagai timing yang pas untuk kita menyalurkan energy cinta kita.
Sahabat, jika kau telah menemukan orang yang mencintaimu dan bersedia setia hidup bersamamu, jagalah cinta kalian. Karena dialah orang yang telah Allah pilihkan untukmu.
Semoga, bagi kami yang belum bertemu, dapat mengambil pelajaran dari indahnya kisah kasih cinta kalian.
Sahabat, semoga tulisan kali ini bermanfaat.
Aku menulis ini, ketika aku tersadar akan semuanya. Dan aku menyelesaikan dengan penuh syukur,
Tepat pada : 24 Juli 2011
Pukul : 11.26 PM dalam jam laptopku dan 11.20 PM dalam jam HPku
Terimalah apapun yang terjadi sebagai yang terbaik, untuk mendapatkan yang lebih baik, karena percaya, yang paling baik belum dan akan datang..
MARHABAN YAA RAMADHAN
Semoga kita termasuk dalam hambaNya yang menang
Sahabatmu, yang penuh dengan kekurangan
0 komentar:
Posting Komentar