Bismillahirrahmanirrahim.
Dalam pertemanan, banyak hal yang bisa dipelajari, dirasa dan di di in lainnya.
Salah satunya adalah saling memahami dan mengerti. Ingat ya, ''SALING''.
Bukan berarti, itu mengartikan harus mendapatkan balasan, tapi sebenernya sih iya sih, namanya juga manusia toh. #galau, terjun payung.
Masalahnya, mampukah persahabatan itu terwarnai dengan adanya saling memahami itu? Oke, ta'aruf! Ketika sudah ta'aruf (kenal), maka langkah selanjutnya adalah tafahum ( memahami itu tadi ), tapi masalahnya, jangankan untuk tafahum, ta'aruf aja rata2 belum beres semua. Nah, inikah masalah?
#eh, daritadi gue bahas apa sih? -,-'
..Maklum la ya, ni udah malem, trus saya lagi ga' enak badan nih, huhuhuh #siram bensin.
....Saya sering sekali ditanya tentang hakekat pertemanan. Ralat, hakekat persahabatan.
Entahlah, sampai detik ini, saya ga bisa memahami penuh makna 'saling' itu. Rata2, semua manusia itu egois. Yah, teramsuk yang ngomong juga.
Kalo ditanya teorinya (semoga ga jadi teori mulu ah, diaplikasiin juga ),
dalam persahabatan itu, ato, sebenarnya sahabat itu, adalah membimbing kita. Bukan memaksa kita menjadi orang lain. Setiap manusia itu unik. Emang sih, dalam persahabatan, kita maunya sejalur, sepikiran, se se an lainnya. Trus, dimana hakekat 'perbedaan adalah anugerah?'
#kebanyakan hakekat mulu saya.
Lama2 nama saya ada titel Sang Diah Pitaloka,S.Hak.M.Hak. Sarjana hakekat, Master Hakekat. -,-'
Oke fokus! Please, fokus. saya mau ngomong. Tolong liat saya....liat saya!!!!! #lempar bom. (makasih).
Iya, baik dari diri saya sendiri, maupun dari orang lain, saya merasa juga belum memberi dan mendapatkan hakekat itu.
Terkadang, saya juga ga sedeup kalo tidak sepikiran. Gak asik ketika dia ga sama kayak kita.
Tapi itulah, menerima perbedaan, bukankah itu sebenar2 anugerah?
Saya kecewa, ketika sahabat saya, meminta saya untuk menjadi orang lain. Jadi, saya siapa? Apa untuk terasa 'baik' harus menjadi orang lain? Biarlah, orang menjadi baik, dengan menjadi dirinya sendiri. Itu sama aja ngajarin kita pake topeng, ngajarin kita munafik. Enough!
Bagi saya, itu ga' cantik banget. #ngaca (ih, suleeeeee!!! (kalo buset kan agak gimanaa gitu ), jarawat gue, manis banget..! ) #antuk2an kepala.
Saya sendiri, ga mungkinlah menjadi seseorang itu. Kalo menjadi lebih baik, mungkin (emang saya ga baik ya??? ga baik??? T,T ) #apa sih?!
Ya itulah dia.
saya juga pernah baca,
''ketika menulis, tulislah apa yang ada dipikiran secara mengalir..''
Yah, gitu deh. Selama liburan ini, saya mau ta'arufan dulu, baik sama diri saya sendiri and temen2 saya.
Kita bersama, tapi prinsip kita berbeza.
Tapi ni ya, untuk menjadi diri sendiri juga ada hakekatnya, cuy.
#tuh kan? Hakekat lagiiii....
Iya, kalo orang lain udah ga nyaman, sama sifat egois kita misal, ya mending, cari temen lain aja sih. Itu kan merugikan ya g'? Egois boleh, tapi ada tempatnya. #ga konsis banget lo ><
Bukan ga konsis, boy.
Taufik Ismail bilang, ''jadilah saja dirimu, sebaik2 daripada dirimu sendiri...''
noh kan, sebaik2 daripada dirimu sendiri. kalo dengan 'ke be self an' kita, kita mendzalimi orang. apa termasuk hake..titiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit..(sensor! kelebihan muatan ) -,-'
Ya, kita juga harus mawas diri and know self lah..(tau diri ) -,-'
Oke,
Akhirul kalam, assalam'alaikum.
#gaje juga ni orang =.=
@Diyasang
Pengalaman dengan IUD alias Spiral
6 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar