RSS

Worry?

Gelas? Apakah memang gelasnya sudah...
No, No.
This is not talking about glass half full or half empty.
I think it just about a worry. A worry of the glass whether it has full and can't filled again or what.?

Entahlah,
Akhir-akhir ini aku sedikit khawatir dengan seseorang.
Khawatir dengan apa yang sebenarnya terjadi padanya.
Khawatir dengan dia yang ada sedikit perubahan dari yang dulunya.

Dia yang dulu penuh semangat, meraih cita
Penuh semangat ikut serta kegiatan sosial, dakwah,
Sangat antusias, optimis, obsesi.
Malah, dia yang keras kepala, ingin menang dan ingin terlihat,
malah kurindukan darinya.

Aku khawatir dengan dia,
yang akhir-akhir ini sedikit berubah.
aku tidak mau mengatakan banyak,
karena aku ingin terus berhusnudzan padanya.

Kulihat, dia tidak lagi gelisah,
Ketika tugas atau ujian kampus untuk esok hari,
Padahal bahan tidak ada, dengan santai ia berkata,
''Bukankah ada internet?''

Kulihat ia tidak lagi berlomba,
Ketika dulu ia ingin selalu menjadi juara,
dengan santai ia menjawab.
''Itu bukan apa-apa..''

Kulihat ia masih tetap santai,
Walau dalam keadaan kepepet sekalipun, tugas dan ujian di depan mata,
dengan santai ia menjawab,
''tenang saja..''

Oh, Aku khawatir.
Dia memang bisa.
Aku sangat tahu dia.
Ketika dia mengatakan, ''tenang saja, pasti bisa''
Dan itu memang benar adanya,
dia bisa.

Ketika kutanyakan padanya,
bagaimana ujian?
Dia cuma senyum santai, seolah berkata,
''semua pasti berlalu''

Aku tau,
dia sangat khawatir.
Banyak target terpasang di keningnya.
Banyak cita yang ingin diraihnya.
Tapi mengapa, seolah, ia seperti tidak melakukan apa-apa.
Dia memang bisa,
hanya saja, aku masih tetap khawatir.
Bahkan tidak dalam cerita kuliah, juga dalam cerita ibadah dan dakwah,
apakah benar, gelas itu sudah sangat penuh, sehingga tidak dapat terisi lagi karena tumpah?
Apakah benar, gelas itu sudah penuh?
Oh, sungguh aku begitu khawatir, padamu, diriku.

Aku sangat khawatir.
Keadaan seperti inilah yang membuatku takut.
Aku takut berada dalam zona nyaman yang tak kusadari.
Aku khawatir dengan keadaan yang kuanggap kesantaian dalam belajar adalah bungkusan kado syetan.
Aku khawatir, sungguh diriku!

Ayolah, kawan.
Cari tujuanmu.
kemana kau yang dulu?
Yang punya berjuta misi dan ingin terbaik?
Malah sungguh, aku merindukan kau yang tak mau kalah dan egois itu.
Aku merindukan kau yang ingin menjadi terbaik.
Yang kuat rasa persaingannya.
yang tinggi gengsinya.

Yah, semoga ini memang baik adanya,
dan semoga aku bukanlah gelas yang sudah terisi penuh airnya,
Hingga apa yang didapatpun akan tumpah begitu saja.
A'udzubillah.
Rabbi, butuh petunjukMu..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: