RSS

Kecamuk jiwa

Bukan hati yang keras,
Hanya saja ia tidak begitu lunak

Bukan jiwa yang acuh
Hanya saja ia tak mau disalahi

Bukan telinga yang tidak mendengar,
Hanya saja ia butuh dipahami sebentar

Bukan berpaling menghindar,
Hanya ingin menguasai hati yang perih

Oh, andai aku mampu bersajak, sudah pasti disini akan kutuliskan semua ungkapan hati dengan berbalut syair.
Gejolak hati yang bercampur ingin dikeluarkan acakan


Melihat muslimah itu,
Dengan pakaian taqwanya yang sempurna,
Sesuai apa yang tertulis dalam surat cintaNya,
Begitu miris hatiku.
Miris ketika melihat diri ini kapan menyempurnakan pakaiannya.

Melihat wajah teduhnya,
Mendengar suara lembutnya,
Senyum tulusnya,
Menangis hati ini,
Bisakah diri ini?

Pantas,
Jika wanita, menjadi fitnah dunia, fitnah lelaki.
Ia begitu indah,
Ia begitu sempurna,dengan keanggunannya,
Meluluhlantakkan setiap mata adam yang memandangnya,
Dengan sikap santunnya,
Membuat kaum adam berazzam dalam hati ingin berdampingan dengannya.
Walaupun, wanita itu sudah begitu sempurna menjaga dirinya.
…….
Hati ini, mulai bertepuk sebelah tangan.
Ketika niat hanya ingin mencari ilmu,
Ketika niat hanya ingin belajar,
Ternyata tanpa disadar, terbesit niat lain di dalamnya,
Niat ini sudah bercampur dengan keinginan berjumpa,
Yang terpanah oleh pandangan pertama yang berbahaya,
Merindukan kehadiran dan melihat setiap sudut berharap ada.

Ingin menikmati masa muda,
Begitulah alasannya
Ingin menghabiskan masa remaja, sebelum tiba masanya berkeluarga
Ya, sangat kuat keyakinan mampu menjaga
Dan itu terbukti,
Tapi ternyata, tidak untuk mereka..

Kekhawatiran mulai menghantui diri
Inikah bisikan illahi?
Inikah tibanya?
Bukankah aku masih muda?
Belum begitu matang untuk menepati janji kita?

Ya,
Perjanjian dengan Tuhan,
Bahwa semua akan berakhir ketika kekasihku kelak datang menjemput,
Datang dengan penuh iman dan cinta untuk menyempurnakan iman.
…………..
Sungguh, wanita shalihah,
Itulah impian tertinggi hati ini,
Impian yang begitu tertanam dalam hati.
Tiada lain,
Mungkin untuk menjadi kekasihNya, sungguh tidaklah pantas,
Sungguh kotor dan hina..
…………….
Melihat dia,
Orang memandangnya biasa,
Khimarnya memang belum sesempurna wajah indahnya
Sikapnya juga belum seperti muslimah sejati adanya,
Tapi hati ini iri dengan dia
Iri dalam artian kagum penuh senyum hangat untuknya
Memang tak begitu kenal dengannya,
Hanya saja, awal berjumpa, dia begitu mempesona,
Bagaimana dengan kaum adam yang menilainya,
Lebih-lebih dari yang kucurahkan dalam tulisan yang biasa.

Dibalik itu semua,
Kudapati dia begitu lembut dan santun,
Begitu manis dan penyayang,
Begitu menenangkan,
Malah lebih dari sebutan untuk akhwat.

Entah mengapa, aku malu.
Tidak tau apa yang harus dilakukan.
Cuma satu,
Ingin menjadi shalihah untuk orang tua, suami dan anak kelak
tentu dihadapanNya.
……………………
Mereka marah,
Mereka kecewa,
Mereka tidak terima,
Mendengar keputusan yang dianggap gila,
Merusak nama,
Aaagh! Tidakkah bisa kalian pahami?
Sedikit saja!
Kalian boleh tidak terima,
Tapi juga hargai dan pahami.
Bukankah itu yang selalu ada dalam setiap nasihat kita?
‘’Pahami mereka..’’
Sekarang mana?

Kau katakan kau menyayangiku,
Kau katakan kau mencintaiku,
Kau katakan kau ingin melindungiku,
Kau katakan kau peduli padaku,
Mungkin benar adanya,
Kau memang menyayangiku,
Kau memang mencintaiku,
Kau memang ingin melindungiku,
Kau peduli bahkan sangat kepadaku,

Tapi kau tak berani menamparku,
Kau tak berani berjuang menyelamatkanku,
Kau tak berani menggenggam erat tanganku,
Kau tak berani memelukku,
Kau hanya berani berkata,
Dan itupun hanya pertama,
……………………
Pernah kutunjuk seseorang sebagai labuhan untuk meringankan beban hati,
Walau aku tahu, bahwa Illahi, tak pernah kehabisan tempat untuk menampung cerita hari.
Hanya saja, butuh didampingi,

Hati ini terlalu cemburu,
Hati ini terlalu ego dan tak ingin berbagi cinta,
Kurelakan dia,
Karena kutahu, dia lebih ke yang lain,
Maaf, sekarang mungkin aku tak begitu percaya,
Walau kutahu, dia sudah begitu sempurna..
Terima kasih pernah membuat bahagia..

Pernah pintaku,
Engkau kirimkan seorang yang nyata,
Tidak hanya dalam maya,
Walau begitu nyata,
Dia yang begitu setia,
Walau itu hanya permainan asa,
Oh, kuberharap dia memang ada..

Engkau menjawab,
‘’Sahabat untuk memberi sangatlah susah dicari, tapi sahabat untuk diberi, bertebaran di bumi.
Mungkin maksudnya, Kau mempercayaiku untuk menjadi sahabat mereka,
Kuterima,
Hanya saja, aku manusia biasa,
Kadangkala rapuh dan ingin disemangati,
Kadangkala lemah dan ingin dikuatkan,
Oh Rabbi, maafkan hati yang sering mengeluh ini..

Dan sekarang, entah apa yang kutulis disini.
Aku hanya ingin mengeluarkan semua beban hati

Walaupun sungguh tak pantas,
Mengingat saudara diseberang Negara,
Yang berjuang melawan keganasan manusia laknat berhati murka
Moga-moga Tuhan membalas kemenanganmu dengan kekalahan kelak

Mereka yang tak pernah ada waktu untuk tertawa,
Mereka yang penuh diselimuti tangisan perih,
Mereka yang tidak punya waktu tenang untuk beribadah,
Apalagi untuk makan, tidur dan bersantai,
Bersama dengan keluarga disamping sudah sangat syukur bagi mereka,
Dengan hati gelisah, khawatir, dan penuh doa,
Berharap terlindungi dari sasaran peluru dari senjata biadab manusia tak berbudaya

Oh, sungguh malu ketika hati ini mengeluh,
Ketika perkara kecil sudah membuat iman rapuh,
Ketika sandungan kerikil membuat terjatuh,
Sungguh, malu ..

Semoga Kau terus mengusapku dengan belaian hangatMu
Mengingatkanku dengan bisikan mesraMu
Menjagaku dengan pelukan romantisMu

Lembutkan hati ini ketika ia mulai keras,
Segarkan jiwa ini ketika ia mulai rapuh..
Oh, Rabbi,
Mungkin aku hanya merindukan mereka,
Aku sangat mencintai keluargaku,
Mencintai Ayahyang berjuang mati-matian demiku
Mencintai Ibu yang penuh kasih sayang selalu mendoakanku
Mencintai adik-adikkku yang selalu menghibur dan tertawa riang bersamaku,
Sungguh, kubersyukur,
Kubersyukur,
Selalu berikanlah aku alasan untuk bisa bersyukur padaMu..
Bentuklah aku menjadi wanitaMu yang mampu menggapai impian dan ridhoMu..

Ikat kami dalam dekapan ukhuwah,
Satukan kami dalam jalan dakwah,
Semoga impian mati fi sabilillah,
Akan terwujud nyata dalam kesaksianMu kelak..
Uhibbuka Rabbi..
Wallaualam..

@diyasang

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: