Bagaimana rasanya mengetahui bahwa lelaki yang kau cintai (mungkin ) ternyata berpacaran dengan wanita lain? Padahal mungkin, orang seperti dia tidak pun mau melakukan itu. Sumpah, sakit banget. Perih, banget memang. Apalagi ketika kita udah nganggap dia mendekati sempurna dari berbagai sisi. Ketampanan, sikap, kecerdasan, bahkan dalam hal keagamaan. Namun bangunan cinta yang telah tersusun cukup lama bisa hancur berantakan seketika hanya dengan mendengar dan melihat sang kabar ( buruk ) tersebut.
Ketika berjumpa, mungkin wajahnya begitu mempesona, sikapnya, juga dengan keilmuwannya sehingga membuat jiwa ini bergetar ketika dekat dengannya, benar? Ya, jelas benar! Udah, ga usah sibuk mencari alasan bagaimana saya bisa bilang begitu. Tidak begitu penting!
Ketika kita mengaguminya mungkin selain dari fisik yang sempurna, yakni, sikapnya yang ( kita tahu ) menjaga diri dari perbuatan yang tidaklah (mungkin ) dilakukan oleh lelaki luar biasa seperti dia ( pacaran ), karena kita tahu ( betul ) dia bagaimana. Namun ternyata, teori itu benar. Tidak ada yang tidak mungkin, bahkan untuk hal yang buruk sekalipun.
Rasanya memalukan mengingat selama ini berusaha diam-diam menyimpan rindu dan kagum. Rasanya memalukan selama ini menggantungkan harapan akibat ucapan < lebih tepat : bualan > manis ( baca : busuk ) yang keluar dari mulutnya. Ya, untuk seorang wanita, telinganya merupakan kelemahannya. Jadi wajar, jika terjadi hal seperti ini. Rasanya sangat-sangat memalukan ketika meminta pada Tuhan untuk menyatukan cinta dan menurunkan cinta dari surga pada kita. Semua, seketika hancur, berantakan, lebur dan mengecewakan!
Mungkin benar, karena kita tidak mengatakannya, sehingga dia tidak tahu. Bukankah lelaki itu perasaannya hanya 10 persen, sedang sisanya pake logika?! Ah, sial! Mengapa manisnya cinta yang sedang dialami ini harus padam seketika juga? Benci? Gak juga. Hanya kecewa! Tapi tidak begitu.
Mungkin Allah masih begitu sayang pada diri ini, Allah hanya ingin bekomunikasi, bahwa mungkin, dia bukanlah yang terbaik. Mau ngasi tau, bahwa Allah udah menyiapkan yang lebih atau bahkan paling baik sebelum sempat dia tahu bahwa diri begitu menyimpan cinta untuknya.
Tapi, rasa ini sudah terlanjur mencintainya? Ah, mungkin itu hanya ilusi. Jika cinta, mengapa begitu benci mendengar kabar itu? Jika cinta, bukannya seharusnya ikhlas dan rela? Ah , aku bingung jika harus membahas cinta. Yang kutahu saat ini, hatiku sangat terkikis!
Atau mungkin perlu introsppeksi. Telinga dan hati ini mungkin begitu lemah ketika ia menyampaikan maksud ingin bersama dalam ridhaNya. Mungkin hati ini terlalu cinta dan berharap ia membuat nyata ucapannya yang entah serius atau hanya candaan belaka yang serius sehingga membuat diri ini terbang melayang. Atau mungkin karena terlalu cinta, sehingga memaksa Tuhan untuk memenuhi segala harapan. Atau mungkin yang terparah, hanya nafsu belaka karena panah asmara syetan telah tertancap dan berkarat di hati akibat tatapan tajam dan sayu pandangannya, lembut sopan sapaannya, dan sikap yang terkesan ‘cool’ pada dirinya sehingga pesona dirinya sangat menular dan langsung bersemayam dalam pikiran? Ah, memang sungguh, dia pandai sekali bermain lakon. Sungguh ia pandai sekali bermain peran! Pandai sekali menunjukkan sikap manis yang membuat hati ini akhirnya tersiksa. Tidak ingatkah ia dengan kata yang diucapkannya itu? Atau sengaja? Ah, kenapa harus mendengar ucapan busuk itu ketika ternyata dia sudah bersama yang lain sebelum akhirnya diketahui.
Sekarang, sudah tidak peduli tentang dirinya. Ketika Allah tau bahwa diri ini berlebihan, Allah ingin memberi yang indah, melupakan manusia pengkhianat kata itu, mungkin dengan cara yang sedikit menyakitkan memang. Air mata ini namun tak mampu keluar, hanya kekesalan dan kekecewaan saja.
Oh, Allah, mungkin hamba memang salah, bahkan sangat salah. Mungkin aku juga belum mencintai secara dewasa sehingga ending yang di dapat pun seperti ini. Ah, persetan untuk cinta buta, cinta nafsu! Aku takkan terbuai oleh cover yang kelihatan bagus itu. Cukuplah, seseorang yang pernah begitu melekat di hati sebagai tamparannya. Cukuplah. Hingga aku sadar, bahwa aku hanya menunggu waktunya dari Allah saja. Terima kasih Allah, kau beritakan ini dengan segera dan sangat manis tegurannya sehingga aku juga tak begitu berlama-lama mencintainya secara nafsuwi. Ah .. rasanya sudah sedikit lega ketika rasa ini bersih dan (semoga) tidak bernoda. Untukmu, say goodbye aja. Selamat berbahagia dengan wanitamu.
#oya,,walaupun saya menulis ini, jangan langsung menjudge saya yang merasakan ya.. Ini kolaborasi semua. Wehehehe. :p
Semoga dapat diambil hikmahnya ya, bagi yang wanita, ada hikmah dibalik derita ( tseh ), kau begitu berharga, sehingga tak pantas untuk dia yang bernilai biasa. Dan untuk pria, plis, bro. Mulutmu harimaumu. Jaga kata-kata yang keluar dari mulutmu.
Dan untuk keduanya, jagalah hati..jagalah hati...#opick style
Jika mulai cinta, segera tanyakan ke Allah, dan minta agar cinta yang hadir, hanya cinta biasa yang tak berpengaruh apa-apa sebelum akhirnya minta benar-benar dilipatgandakan perasaan cinta ketika memang Ia telah ridha. Oke,
Jadi, rasanya broken heart itu.....
Asik asik aja sih! XD . Abis, gak halal sih!!( dalem hati menangis >< )
Semangat berbagi dan semangat mengambil pelajaran..!! ^^
@diyasang
0 komentar:
Posting Komentar