Seperti yang kita tau bahwa Ramadhan tanggal 20/21 dan untuk beberapa hari saya merasa bosssseeeen banget di rumah mulu. Kerjanya jadi sahur, tidur, nonton, buka, ( solat insyaAllah udah bukan pertanyaan lagi lah, memang udah wajibnya bagi umat Muslim solat ). Jadi ya gitu-gitu aja sampe 3 hari awal. Trus saya do’a, ‘’Ya Allah, bosen banget, hamba mau la ngisi pesantren kilat, biar berisi dikit Bulan Ramadhannya, biar ada capeknya dikit..’’.
Dan apa yang terjadi sodara-sodara??
Ketika itu, saya tidur ( jam 10 pagi ) dan hp saya berdering. Nomor tanpa nama memanggil saya ( saya pikir itu nomor kantor Beswan, biasalah, ngarep >< ).
‘’Hallo..’’
‘’Ei, dyah! Lagi di Medan kan? Ini Deii..Deii!’’ ( gak jelas di telinga saya, dia menyebutkan apa ).
‘’oh iya..’’( sambil tidur-tiduran )
‘’Dyah bisa ngisi PKR ( pesantren kilat ramadhan ) di sekolah PAB tanggal 26-28 ini?’’
Saya mikir, tapi karena jawaban orang yang masih setengah sadar itu kalo enggak ‘’iya’’, ‘’ho’oh’’, ‘’hm’’, intinya mengiyakan semua, maka akhirnya jawabannya pun IYA. Saya juga mikir, permintaan saya cepat banget terkabul. Subhanallah.
Setelah berdiskusi blabla, akhirnya telepon mati, dan saya tidur lagi. Ketika benar-benar sudah sadar, saya mikir, tadi yang nelpon siapa?? -,-‘’
Akhirnya, saya dan beberapa teman instruktur ( waktu di MAN ) dulu, berjumpa dan mengisi pesantren kilat di sekolah tsb. Yah, sekalian reuni.
***
Jadi, kami akan menjadi instruktur untuk anak MTs dan MA yang digabung. Kira-kira peserta 120-an hingga akhirnya jumlah yang bersisa sampai hari terakhir adalah 105 orang.
Walopun itu semua adek-adek saya alias minimal umurnya beda 4 tahun sama saya, bicara di depan ratusan siswa gitu, grogi juga, cuy. Kalo bicara di depan per kelas, gak masalah.
Untuk hari pertama, saya asli, TEPAR. Saya merasa bahwa cuaca di luar itu begitu panas. Belum lagi kami harus bolak balik dari GOR ( tempat main badminton ) yang lumayan panas, ke mesjid, ke kelas , ke GOR lagi, ke mesjid, kelas, dan waktu di GOR, kami ( saya ) harus mengeluarkan suara yang keras dan teriak ( maklum, suara saya begitu halus ) dan harus berulang kali mengulang kata karena sang adik tidak mendengar. Uaaagh.
Alhasil, untuk hari pertama, mungkin karena badan saya syok karena sudah lama tidak melakukan seperti ini lagi, sampai di rumah, ketika pulang memang benar-benar di uji. Untuk hari pertama, saya rasa luar biasa.
Mulai dari saya yang salah konsep. Saya pikir akan mabit ( nginap ) karena biasanya, sanlat di MAN selalu mabit. Dan sepertinya memang sudah diatur, saya tidak bertanya pada teman saya dan teman saya juga tidak menegaskan saya. Sama-sama berfikir, ‘’ah, mungkin memang sudah tau, jadi ga usah dipertanyakan dan dipertegas lagi’’ ><
Saya bawa baju 3 pasang, belum lagi mukena, dan segala bentuk perlengkapan mandi, solat, make up (?), dll. Berat, banget.
Dan karena sekolahnya lumayan jauh, dan dipikir ortu saya memang nginap, saya ga diizini bawa motor.
Jadi, naik angkot. ><
Saya pernah bilang saya ga tahan naik angkot. Apalagi sejauh itu. Mugkin ada 10-20 km an lah. Belum lagi macetnya.
Dengan tas yang berat, suara serak, badan yang lemas ( tapak kaki saya tu kayak udah mati rasa tau gak ), di angkot pula, panas, oh Tuhaan ( ini waktu pulang dan tau kalo ga jadi mabit ), saya menenteng-nenteng tas kaya orang mabok masuk ke dalam rumah. Langsung masuk kamar. Idupin AC, dan langsung tepar di tempat tidur. Mulut ini terus berucap pelan, ‘’ya Allah capek kali..capek kali..capek kali…’’ sambil memejamkan mata dan memijit-mijit kaki.
Jujur, capeknya itu memang bener-bener capek secapek – capeknya. Cuapppek dan lelah banget dari kepala ampe ke kaki dengan dibuktikannya, sehabis buka, saya solat maghrib dan langsung tertidur masih pake sarung mukena. Kemudian terbangun karena mendengar suara mengaji dari mesjid. Saya pikir sudah sahur, saya langsung bangkit dan melihat jam dinding berulang kali ( mata saya kabur jauh ). Saya juga mikir, saya belum solat Isya! Aduh..gimana ni??><
Setelah cukup focus melihat, ternyata jam menunjukkan pukul 22.30 wib. Saya langsung lemas dan tidur lagi ( -,-‘’ ).
Saya membuka HP dan ada sms teman saya,
‘’beh, ada Ippho di antv!’’
Membaca itu, saya langsung bangkit dan keluar ke ruangan Tv dan ngidupin Tv berharap acara yang dimaksud masih ada. Tapi nihil, saya kembali lemes. Saya ambil nasi ( lapar boy…) dan seusai makan dan solat, saya tidur lagi. Saya bertekad besok, hari kedua, ga mau seperti hari ini.
Dan Alhamdulillah, untuk hari kedua dan terakhir tidak begitu melelahkan dan tidak begitu menguras energi seperti hari pertama. Dan pada hari ke dua, saya dan instruktur yang lain berencana akan mengunjungi MAN 1 Medan yang sekarang juga sedang mengadakan PKR. Hari terakhir PKR di MAN dan biasanya itu sangat seru karena ada bina mental. Saya jadi teringat kembali ketika saya jadi peserta dulu. Pengalaman itu memang mahal, ga bisa dibeli pake apapun.
Yang terjadi disana, ketika saya dan seorang teman saya sampai, para panitianya keliatan bingung semua. Memang saya sudah tidak mengenal wajah mereka, sudah 2 tahun ditinggal tuh MAN 1. Dan gaya kami tidak seperti alumni-alumni terdahulu yang jilbabnya gede-gede sampe kaki, lembut, wibawa, dll. Kami datang ketawa dan apa adanya. Bayangin aja, memang untuk seorang manusia berusia 20 tahun, memiliki postur tubuh sepeti anak 17 tahun. BAYANGIN AJA! Saya beberapa kali dianggap sebagai PESERTA! PESERTA! ><
Pertama, ketika di UKS, lagi istirahat, tiba-tiba seseorang ( adik kelas sebenarnya ) menegur,
‘’dek, kakak mau ngecas Hp, udah siap belum?’’. Saya dan teman saya kaget. Yang menegur tadi seorang instruktur siswa, cowok dan tegas banget. Saya menahan tawa. Sumpah, sakit banget nahan ketawa. Kawan saya malah menjawab, ‘’iya bang, eh kak..’’.
Sehabis itu, kami ketawa-ketawa. ‘’De, ( panggilan teman saya kepada saya ) dia itu alumni apa siswa??’’
Feeling saya dia siswa. Memang sih, badan anak-anak sekarang gede-gede kali. Dan sang adik ( yang mengaku kakak ) tsb, terkejut ketika melihat kami masuk ke dalam ruangan coaching, ruangan instruktur.
‘’Astaghfirullah..jadi itu alumni?’’ bisiknya pada temannya dan saya dengar.
Hahahaha. ><
Trus, ketika saya habis solat maghrib bersama peserta sanlat, saya mau masuk ke ruangan instruktur. Tiba-tiba ada seorang instruktur siswa ikhwan berbicara pada temannya, ‘’eh, ini peserta kenapa belum masuk forum?’’ saya melihat dia. Tiba-tiba temannya berkata, ‘’itu alumni, gila..’’
‘’APA? Alumni?? Mati aku..’’ ucapnya sambil menutup mulut. Saya cuma senyum lucu.
Yah, dapat disimpulkan bahwa wajah saya memang, IMUT. Udah. (menghibur hati ).
Memang, sebelumnya saya tidak pernah lagi ke MAN dan wajah mereka sangat asing. Jadi wajar, jika mereka tidak tau. TAPI KENAPA ??. Toh, yang lain ada juga alumni tapi kok ketauan mereka alumni? ><. Okelah. Pengalaman luar biasa.
Dan Allah memang luar biasa, ketika saya meminta agar Ramadhan ini saya aktif, langsung aja setelah berakhir sanlat di PAB, ada tawaran lagi jadi instruktur untuk tanggal 30-1, 3-4 agt, dan 9-11 agt di sekolah yang berbeda ( itu yang sudah pasti, insyaAllah ). Luar biasa kan? Saya sempat mikir, apa saya bisa semuanya?
Saya meminta kekuatan pada Allah supaya Allah menyanggupi saya.
Bagaimana pun juga, ini adalah rezeki dari Allah. Selain dapat ilmu, pengalaman, kita juga dapat honor, hehe. Alhamdulillah, Ramadhan berkah.
Makasih ya, Ya Allah..
Tetap semangat,
Salam hangat dan kuat!
@diyasang
0 komentar:
Posting Komentar