Rindu Kami Padamu Ya Rasul
Rindu Tiada Terperi
Berabad Jarak Darimu Ya Rasul
Serasa Dikau Di Sini
Cinta Ikhlasmu Pada Manusia
Bagai Cahaya Surga
Dapatkah Kami Membalas Cintamu
Secara Besahaja
Rindu Tiada Terperi
Berabad Jarak Darimu Ya Rasul
Serasa Dikau Di Sini
Cinta Ikhlasmu Pada Manusia
Bagai Cahaya Surga
Dapatkah Kami Membalas Cintamu
Secara Besahaja
Sumber : cari di google
Lirik di atas adalah penggalan (
atau mungkin keseluruhan ) dari sebuah lagu yang berjudul Rindu Rasul. Sedih
banget lagunya. Dengarlah!
#Cuma pemberitahuan
***
Suatu ketika, saya sedang jatuh
cinta, dan mungkin saya sedikit berlebihan. Orang yang saya cintai ini tidak
akan pernah tau dan mungkin tak peduli saya mencintainya atau tidak. Karena ia
jauh disana dan saya pun tidak pernah mengatakannya. Yang tau hanya Allah dan
saya.
Dan suatu
ketika juga saya sadar bahwa saya berlebihan dan meminta pada Illahi untuk
mengubur dalam-dalam cinta saya sebelum tiba waktunya.
Allah
menegur dengan sangat manis dan bijaksana.
Hari ini
saya menonton kembali film tentang Umar bin Khattab yang ditayangkan di salah
satu siaran TV Swasta setelah kemarin saya ga nonton ( gubrak ). | Eh, biasanya
saya selalu on time tu duduk di muka tipi |.
Sesaat
setelah saya berdoa, Allah mengabulkannya. Ya, mungkin saya GR, tapi inilah
husnudzan saya padaNya. Dia begitu baik.
Thema kali ini adalah menceritakan
tentang kematian Rasulullah. Saya bersyukur sekali ada orang yang membuat film
berdasarkan sejarah Islam, dan bersyukur digerakkan hati menonton kisah itu,
sebelumnya kisahnya adalah tentang Perang Khandak. Semua kata-kata dan alur
ceritanya insyaAllah hampir sama dengan cerita yang saya pernah dengar dan
baca, sesuai dengan Shirah Nabawiyah, walaupun tidak sangat pas ( namanya juga
film, yang buat manusia ).
Saya pernah ( terpaksa ) membaca
buku tebal itu, ya, Shirah Nabawiyah. Saya jelas tidak membacanya dari awal.
Jujur, saya mual. Tebel banget dan tidak ada gambarnya serta tulisannya
rapat-rapat ( dasar banyak alasan ). Saya selalu berdoa agar dimudahkan dan
digerakkan untuk membaca buku itu, karena sepertinya memang menarik. Memalukan sekali,
jika ada suatu pertemuan dengan anak-anak aktivis, dan bercerita tentang
sejarah Islam, saya Cuma tepelongo-tepelongo.
‘’Siapa nama Singa padang pasir itu?’’
‘’Kapan kita perang Khandak?’’
‘’Oh, ya, siapa nama budak yang membunuh Hamzah?’’
Saya tau
semua itu, asli, dari film, bukan baca.
#Btw, saya
lagi blank, lupa – lupa ingat jawabannya. Maap-maap, kita cari sama-sama..#buka
google.
Saya ingat
mukanya aja..(loh? ).
‘’ Singa padang pasir kan Khalid bin Walid ya..( memastikan lagi di
google). Kalo Hamzah bin abdul Muthalib Singa Allah..’’
‘’ Perang Khandak itu 5 H pada bulan Syawal’’.
‘’ Nama budaknya wahsyi..’’
***
Saya mencari cerita yang menurut
saya menarik ( walaupun saya sadar semuanya menarik ) di daftar isi. Dan ketika
itu, dapatlah cerita yang berjudul tentang wafatnya rasulullah. Saya baca khusyuk
banget, pas banget waktu itu malem-malem dan sunyi. Ternyata, apa yang terjadi
sodara-sodara? Air mata saya mengucur sangat deras. Bagaimana tidak? Beberapa
hari mau wafat, Rasul masih saja memikirkan orang-orang, apakah sudah shalat
atau belum. Bagaimana tidak? Disaat tubuh sudah sangat lemah dan ajal sudah
mendekat, beliau masih saja memaksakan diri untuk memimpin shalat.
Saya terharu banget waktu baca
ketika malaikat maut akan mencabut nyawa Rasul. Dia tidak tau harus mencabut
dari arah mana dan membayangkan ketika rasul mengatakan bahwa sakaratul maut
itu sangat sakit, bagaikan kambing yang dikuliti hidup-hidup dan saya juga
pernah baca, bagaikan kain sutra yang ditancapkan kayu berduri, kemudian
ditarik kembali hingga terkoyak. Juga dengan malaikat Jibril yang tidak sanggup
melihat sehingga memalingkan wajahnya ketika ruh rasulullah akan ditarik.
Saya juga terharu, ketika salah satu
idola saya, Umar bin Khattab syok dan awalnya tidak menerima kematian Rasul. Ia
mengatakan akan memenggal leher siapa saja yang mengatakan bahwa Rasulullah
telah wafat. Namun, dengan kelembutan Abu Bakar yang mengatakan bahwa, ‘’siapa yang menyembah Muhammad, maka
sungguh ia telah wafat. Namun siapa yang menyembah Allah, sungguh Allah Maha
Hidup dan Tidak Mati!’’. Umar terdiam dan menerima berita menyedihkan itu. Dan
Rasulullah meninggal ketika Islam sudah tersebar. MasyaAllah.
Sungguh,
bencana yang paling besar di muka bumi adalah saat kematian sang kekasih Illahi
itu. Dan pada hari ini, cerita itu di visualisasikan dan saya mau nangis
>< ( tapi gengsi karena adik saya juga nongkrong di belakang saya ) |
Btw, saya nonton tv selalu paling depan, loh -,- )|
Menyedihkan sekali, ketika Rasul mau
wafat, beliau sempat-sempatnya menyebut Ummati,
ummati, ummati, yang artinya, umatku, umatku, umatku. Bukan istrinya, bukan
anaknya, bukan siapa-siapa yang terkasihnya, tapi KITA. KITA umatnya. Kurang
pengorbanan apa lagi Rasul untuk kita? Bagaimana hati tidak terisris ketika
membaca kisah beliau ketika menyampaikan Islam, dilempari batu sampai berdarah,
dianggap gila dan penyihir, dilempari kotoran dan usus unta, dicaci maki,
dikucilkan.. ( nah, meler deh ni ingus ).
Kalo diingat-ingat kembali, diri ini
sangat bejat dan dzalim. Memalukan dan sangat hina serta tidak tau diri. Sudah sangat
enak kehidupan yang telah dibawa Rasulullah ini, masih aja tetap mengeluh,
cari-cari dengan alesan, ‘’namanya
manusia, wajarlah..’’ . Terus bagaimana dengan yang di Palestin? Sungguh
Allah sangat mencintai mereka. Menurut saya iman mereka disana sangat-sangat
tebal dan kuat. Dalam keadaan perang saja, mereka mampu menghapal Al Quran dan
shalat. La kita disini? Udah aman-tentram, masih sepele | teguran untuk diri
sendiri |.
Sesaat setelah saya menonton dan
teringat kembali dengan apa yang saya baca, saya shalat subuh dengan sangat
nikmat. Nikmat sekali, ketika mengingat-ingat Rasulullah, mengingat Allah.
‘’Ya Allah, hamba pengen banget berdoa di depan Ka’bah. Pengen
melihat makam nabi, makam shabat-sahabat Nabi..Hamba pengen banget jadi
pengikut rasulmu yang taat, hamba ingin menjadi hamba yang baik untukMu..’’
Semoga,
yang membuat film itu, pahala jariyahnya tetap mengalir dan mendapatkan
keberkahan serta rahmatNya, amin ya Allah.
‘’Cintakan kami padaMu ya Allah, cintakan kami pada RasulMu,
cintakan kami pada saudara kami, sesama muslim, cintakan kami pada sejarah
RasulMu, dan kumpulkan kami bersama orang-orang shaleh..’’.
@diyasang
0 komentar:
Posting Komentar