RSS

Yang disini ( hati )


            Oh, Allah, terlalu banyak hal manis yang telah Engkau kirimkan padaku dan aku bersyukur akan itu *yah, walaupun terkadang aku tidak bisa membaca dengan jernih maksudMu itu ya Allah*. Banyak, beneran, banyak banget, Alhamdulillah.
Aku pernah membaca sebuah kalimat, ‘’ ketika kamu sukses, teman-temanmu akan tau siapa dirimu. Dan ketika kamu gagal, kamu akan tau siapa teman-temanmu’’. Dalem banget rasanya ya Allah. Dan entah mengapa pula, ketika aku membaca kalimat itu, yang terlintas dipikiranku adalah 3 orang ini, ditambah seorang lainnya *ini selain keluarga* yah, walaupun memang sudah kuanggap keluarga banget. Tiga orang? Siapa? Hm…sebenarnya kelewatan banget jika aku katakana Cuma mereka bertiga ditambah seseorang itu, hanya saja, aku merasa luar biasa jika berhadapan dengan mereka dan aku baru menyadari hal itu beberapa waktu ini. Hah…menyedihkan. Poor me.
            Harus kuulang berapa kali, bahwasanya aku mencintai mereka karenaMu ya Allah. Tapi aku juga tidak mau cinta itu hambar dan kurasa tidak akan, InsyaAllah. Semoga Kau berkahi rasa cinta ini, karena bukankah Kau menyukai orang yang saling mencintai karenaMu? Hehe.
            Terkadang, timbul rasa egois ingin memiliki mereka seutuhnya. Ya, maksudnya, hanya mereka. Tapi sadar, bahwa itu tidak akan membuka mata tentang luasnya dunia. Dan akhirnya, kembali aku ucapkan, terima kasih ya Rahman.

………………………….

            Siapa mereka? Sudahlah, udah terlalu sering mereka kutulis di blog ini. Siapa lagi kalau bukan Raditya. Tidak pernah aku bayangkan aku bertemu dengan orang yang super tulus kasih sayangnya itu ya Allah. Mereka tau bahwa aku adalah orang yang egois, gak mau kalah, tukang ngambek dan emosian. Tapi kenapa? Kenapa mereka masih saja mau dekat bahkan berteman akrab denganku? Subhanallah ya Allah. Apa yang telah membuat mereka begitu sayang padaku? *eh, maaf jika terkesan PD ya -_-‘’ iiieeeengg…*
            Ya  Allah, subhanallah banget kekuatan cinta yang Engkau berikan itu ya Allah. Yang sebelumnya aku tidak pernah merasakan itu, sekarang oh..untuk kesekian kali, aku ucapkan terima kasih padaMu, member kesempatan padaku untuk merasakan cinta sejati *tseh* dan rasa rindu ini untuk mereka.
            ‘’Sahabat untuk memberi sangatlah susah dicari, namun sahabat untuk diberi, bertebaran di bumi’’. Kalimat ini mampu menggoyahkan keyakinanku bahwa tidak ada yang namanya sahabat. ADA! Ternyata mereka sangat nyata. Nyata banget. Siapa orang yang tetap bersamamu ketika kau jatuh, DIAlah orangnya. Ya, mungkin terkadang dia ga berani membelamu terang-terangan, namun ia selalu menjaga nama baikmu dimanapun kau berada. Itulah DIA.
            Bagiku, sahabat itu bukanlah sekedar harta, rupa, jabatan, dll. Aku juga ada kutipan kalimat dari sebuah fanpage di fb yang kira-kira begini, ‘’sejelek apapun ketika kau menangis, walaupun kau keras kepala, aku tetap mau jadi temanmu. Karena persahabatan itu bukan sandiwara’’. Entah kenapa, aku mau nangis waktu baca itu *alay kali, kan?*
            Persahabatn itu, adalah saling menghargai, bukan harus mengikuti apa kemauan hati seseorang agar tetap bisa menjadi sahabatnya. Persahabatn itu kejujuran, keprihatinan, kesimpatian dan kemampuan memahami kondisi masing-masing. Mereka yang percaya satu lainnya yang mampu menjaga nama baiknya. Yang menyimpan kekesalan atas sahabatnya, hanya di dirinya *alias tidak mengumbar*. Berat banget ya? Iya. Tapi itu akan mudah, bahkan sangat mudah, jika cinta sudah disini ( hati ).
            Be brave, be your best. Itu adalah sebuah kalimat yang telah menjadi motto-ku. Sebenarnya itu kalimat aku kutip dari perkataan Mario Teguh, namun aku aransemen *?.
Kalimat sebenarnya yaitu, ‘’Be afraid, be you best’’. Terus aku mikir. Kalimat itu kan juga merupakan sugesti ya? Aku ganti deh, kalo bisa berani, kenapa harus takut. So, it’s me. Hehehe.
………………….
            Soal Raditya, aku sudah pernah menceritakan masing-masing perjuangan mereka *tsah, perjuangan??*. Maksudnya ketulusan mereka. Nah, untuk  kali ini, aku ingin bercerita tentang seorang lagi, namanya Kak Rita.

            Dia adalah tetanggaku *dulu* di sini. Pertama kali mengenalnya, dia yang duluan ngajak aku ngobrol. Ya bagusnya emang kayak gitu, karena terkadang, aku susah memulai pembicaraan, walaupun terkadang bisa juga. *tergantung*.
Kenapa dulu? Ya, karena sekarang dia udah pindah ke *suer, lupa nama tempatnya*. Pokoknya di Jawa. Memang sih, dia asli Solo dan ngomongnya itu khas banget. ‘’Dhe dhiah..dhe dhiah..’’ ( logat medok jawa ). Aduh, jadi kangen deh.
            Hm..cerita sedikit. Jadi Alhamdulillah, aku tinggal di komplek sebuah dinas dan hampir semua orang disini, mengenal bapakku. Pertama kali pindahan, semua orang langsung bicarain aku *tsah, PD banget*. ‘’Itu..anaknya Pak Amri…’’.  Ngiiiing, kayak diterpa angin topan. Kok kedengarannya miring semua gitu ya? Astaghfirullah. Memang sih, di komplek ini, aku lumayan dapat rumah yang enak, dengan dua kamar, sedangkan rata-rata yang berkeluarga, Cuma 1 kamar.
            Aku ngerasa, ah entahlah, mereka semua bersandiwara. *Astaghfirullah, ampuni aku ya Allah* tapi ini feeling. Rasa yang ada di dalam dada. Ya, okelah, mungkin aku Cuma terlalu suudzan dan tidak jernih memandang kebaikan mereka. Karena…ah, sudahlah. Lama-lama aku jadi ga ikhlas *emang dulu ikhlas?* #bekap mulut diah. -__-‘’ bisa diam, gak?!
            Aku pernah mengalami hal yang menyakitkan banget sehingga aku bisa mengatakan hal itu. Jadi, awal pindahan ke rumah dinas ini, bapakku meminta seseorang untuk melihat-lihat keadaanku. Namanya bang Jam ( nama ‘agak’ di samarkan ). Jadi, pekarangan rumah untuk rumahku cukup luas disampingnya dan setiap rumput liar tumbuh, bang Jam ini selalu bersihin. Kadang pagi-pagi udah aku intip dari jendela dia nyabutin rumput rumahku. Kadangpun aku liat waktu gerimis dia juga bersihin pekaranganku. Bayar listrik, dia yang bayarin *pake uang aku, maksudnya, dia yang ngebayarin ( ngerti kan?! -___- ) *. Terus, kalo lampu rumahku mati, dia yang masangin. Pokoknya, semua kerjaan itu, dia yang ngerjain. Mungkin kalo dia cewe, dia udah bersihin dalem rumahku kali. :-(
            Jadi, sebenarnya ceritanya bukan itu. Sekarang bang Jam ga tinggal di komplek ini lagi karena dia udah dipecat dari kerjaannya di kantor tsb :-(
Aku sedih banget waktu dengar itu. Dan tentu saja, dia harus pindah dari rumah dinas itu. Padahal, tau ga? Selama dia tinggal di rumah itu, rumah dia yang paling rapi, paling cantik dan paling asri. Secara dia bikin taman buatan di depan rumahnya. Subhanallah. Dan sekarang dia tinggal di rumah kontrakan dan dia pernah bilang, rumah itu mahal. Astaghfirullah. Malu banget aku.
            Jadi, pernah suatu hari, aku lagi ngeluarin motor dari rumah. Kalo halaman depan rumahku kecil, kalo sampingnya, cukup luas. Jadi, tetiba aku jatuh dan menimbulkan suara yang keras banget. Dan ketika itu, kak Rita dan Kak *apa sih namanya, lupa. Itulah, saking ga mau diingat. Astaghfirullah -___-‘’ ) keluar dari rumah. Kakak X itu berada di sebelah rumahh Kak Rita. Dan terdapat 2 reaksi berbeda dari keduanya. Bisa dilihat dan dipilih dong, yang mana yang perhatian dan sekedar tau kalo aku itu anaknya Pak Amri? ( sebenarnya ga ada hubungannya, tapi mereka suka menghubung-hubungkan. Aneh! ).
Reaksinya :
Kak Rita          : ‘’Ya ampun dhe. Kamu ndak papa?’’
Aku                 : ‘’gapapa kak…*sok senyum, padahal sakit banget*
Kakak X          : ‘’ Manapula gapapa, orang suaranya kuat kayak gitu!’’ *sinis*
Aku                 : *maksa senyum*.

Aku ngeliat muka tu kakak, ya Allah..kok gitu banget ya. Sinis banget. Terus aku pindahin view ke Kak Rita, mukanya berubah gga enak gitu dengar pernyataan si kakak x. Dan dia mencoba untuk senyum. Subhanallah. Udah cantik, baik lagi dia.

            Terus pernah juga waktu masang Indovision di rumah, ka nada orang yang masangin tuh. Dan kembali lagi aku berhadapan dengan 2 wanita yang jauh berbeda itu. Ketika itu Kak Rita nanya, ‘’ dhe, berapa kamu pasang itu?’’I. Dan aku menjawab, ‘’aduh, ga tau kak…’’.
Belinya dimana?
Ga tau kak, ini punya bapak dulu..
Oh…

Dan disambung oleh si kakak X *entah mengapa menuliskannya saja, membuatku menggebu*
‘’Iyalah, dia ga tau semua. Semuanya diurusin Pak Amri..’’

Astaghfirullah…rasanya aku mau ambil batu dan lemppar tu kakak >,<
Kok dia yang heboh sih? Sabaar..sabaar.

…………….

            Dan setelah beberapa mengenal kak Rita, subhanallah, orangnya perhatian banget dan super duper baik. Aku ga tau bilang lagi bagaimana dia menjaga nama baikku. Bagaimana dia membelaku. Bayangkan, dia pernah bertengkar dengan tukang motong rumput gara-gara aku. Maksudnya, ketika itu, aku nitip uang potong rumput ama Kak Rita karena aku mau kuliah. Rupanya, mas tukang rumputnya ga nyapu rumput yang udah di potong. Kak Rita marah disitu dan meminta ma situ untuk bersihin. ‘’Ndak boleh gitu mas..Kerja jangan setengah-setengah..”. .Yah, sampe adu mulut lah. Luar biasa pembelaannya. Dia selalu mewantiku dari jendela rumahnya karena rumahku berhadapan dengannya. Pokoknya aku ga keluar rumah 1 harian aja, langsung didatengin dan ditanyakin, apakah aku sakit. Kalo ia, dia selalu masakin dan ngusukin aku. Aduh, aku kalo ingat kebaikannya mau nangis sendiri. Aku pernah kesal ama beliau *karena suatu hal* dan aku nangis karena merasa bersalah ketika itu. Tidak akan kusia—siakan oorang seperti beliau. Dia tau aku orangnya tertutup, ego, not too friendly, cuek, tapi masalahnya dia tetaaap aja negur  aku. Padahal aku pernah loh nyuekin dia. Ckck. Tapi teteeeep aja husnudzannya padaku itu dijaga.
            Dan waktu kepindahannya, habis aku nangis siang-malam. Beneran. Sampe mataku bengkak. Ga sanggup aku kalo aku harus kehilangan dia. Kalo aku doa sama Allah untuk tetap mempertahhankan dia disini, bearti aku egois, karena dari dulu impian dia ingin balik ke Jawa. Apapun itu kak, akku sekarang udah bisa terima, karena aku mencintaiMu karena Allah. Aku ingin buktikan bahwa itulah cinta, bukan sekedar ingin memiliki.
………………
            Nah, untuk orang yang aku dedicated-in untuk baca, minta maaf ya jika selama ini aku belum bisa menjadi sahabat yang baik. Tapi aku akan berusahamenjadi baik. Tetaplah berani menegurku ketika salah, dan meminta pertolonganku ketika kalian butuh. Aku akan menolongmu denggan segenap dan keseluruhan yang aku bisa, InsyaAllah. Aku menunggu cinta itu sampai ke syurga, karena, ketika cinta berbuah surga, inilah adanya.

Salam kangen,
@diyasang

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: