Bismillah..
Kutuliskan ini untuk seseorang dimana aku tidak mampu menjelaskan secara gamblang dengan lisanku.
Aku tahu bahwa kau mencintaiku. Mungkin sejak dulu seperti yang kau utarakan. Bukannya aku tidak yakin juga dengan keseriusanmu, ketika kau katakan bahwa kau begitu sayang padaku.
Wahai kau, bukannya aku tidak menanggapimu, bukannya aku terlalu cuek dan tidak peka denganmu.
Siapa yang tidak mengenalmu. Yang hampir kesemuanya ada padamu. Kecerdasan, kemapanan, kebagusan fisik, dll.
Aku juga memahami maksud dan apa yang ada di pikiranmu. Tapi ada yang keliru. Kau mencintaiku, tapi kau tidak sadar bahwa sebenarnya kau membunuhku. Yah, seperti lagunya sebuah band. Kau membunuhku ketika kau utarakan rasa cinta dengan mengajakku menjalin hubungan yang tidak halal bahkan tidak diridhai penduduk langit? Bukan aku sok suci, sok paling benar atau bagaimana. Hanya saja, dimana aku letak wajahku ketika azzam yang aku ucapkan pada diriku sendiri 6 tahun yang lalu? Dimana aku menyimpan segala malu ketika aku berpesan pada adikku untuk tidak menjalin hubungan yang tak halal dengan seorang wanita, sedangkan kakaknya ternyata mengaplikasikan yang sebaliknya? Dan beruntungnya aku, aku masih tau malu.
Kau katakan aku merasa paling benar. Senyum kecut tergambar di bibirku ketika kau bilang itu. Wahai kau, bukan aku merasa demikian. Aku hanya tidak inginkan itu. Kalau kau mau, aku tidak melarang. Hanya saja jangan kepadaku.
Caramu yang demikian sama sekali tidak membuat diriku merasa istimewa. Bahkan sebaliknya.
Aku mengetahui kondisimu. Tapi 1 hal yang harus kau tau, ingatlah kutipan ini, tentu aku pernah mengatakannya padamu, ''ketika cinta bertanya tentang cinta, maka imanlah jawabannya''. Itu kuncinya.
Aku memang tak sesempurna Khadijah, Aisyah, Fatimah, atau wanita mulia yang ada. Hanya saja, aku ingin setidaknya meniru mereka, dimana ketiganya telah dijamin surga padanya. ''Ketika cinta berbuah syurga''. Cuma itu.
Aku pun tidak menyalahkanmu atas itu. Karena aku bisa membaca sesuatu yang berbeda darimu.
Maka aku sarankan, simpanlah cintamu. Biar Sang Maha Cinta yang menyampaikannya dengan indah. Tidak perlu terburu-buru. Tidak perlu khawatir, tidak perlu bersedih. Kun fayakun nya Allah itu sangat dahsyat. Jika ditakdirkan bersama, maka tidaklah mustahil bagiNya menyatukan kita.
Aku pun berpesan padamu. Jika memang kau merindukan seorang wanita, jemputlah ia dengan cara yang suci. Kalau kau memang yakin, jemputlah aku dengan cinta utuh tak tersentuh. Sungguh, aku menghargaimu. Dan aku pinta, kaupun menghargaiku. Menghargai prinsipku.
Lagi - lagi kukatakan, kuncinya ada pada 1 kata diatas yang mewakili semuanya. Keimanan. Dengan begitu, cinta yang ada akan sangat indah rasanya.
Bagaimana mungkin aku tega mengkhianatiNya ketika dalam keadaan hampir terjebak pun Dia setia menegurku. Melindungiku dengan cintanya. Sungguh, cinta Allah lebih menguasai hatiku.
Wahai kau, kau harus tau bahwa Tuhan pun akan menempa diri ini, dirimu sebelum semuanya dipersatukan. Ketika kau menyolehkan dirimu, maka tidak mungkin tidak, tulang rusukmu pun menyolehkan dirinya. Satu itu, keimanan. Libatkan Dia, karena dariNya lah cinta itu berasal. Dan kau, cintalahi aku secara dewasa. Biarlah rindu itu terpendam, asal surga balasannya.
Semoga Allah lebih mencintaimu karena telah mencintaiku, pemuda yang semoga Allah memberkahi hidupmu.
@diyasang
Pengalaman dengan IUD alias Spiral
6 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar