RSS

Cinta berbuah syurga


                Malam itu menjadi malam yang paling menyakitkan buat saya. Rasanya hati saya bagai ditusuk beribu besi runcing, bekarat lagi. Sakit banget.
Ceritanya, malam itu saya akan pergi ke kos salah satu sahabat saya untuk belajar bareng. Sebenarnya saya udah enggan pergi ke kos dia, jujur, saya ga suka dengan orang-orang di kosnya.
Kosnya bertingkat 3.
Tapi karena sudah janji, mau ga mau.

..

Sampailah, saya memarkirkan motor saya di halaman yang sempit itu. Tepat di belakang 2 motor lainnya. Saya masuk.
Pada hari itu, suasana hati saya memang lagi ga beres. Ada sesuatu hal yang membuat saya ga mood satu harian, seharusnya memang ga boleh kayak gitu, tapi, hati tidak bisa dibohongi, kalau pada hari itu, saya pelit sedekah. Sedekah senyum.

..

Saya masuk ke kamar sahabat saya, dan dia menyambut saya dengan berseri-seri. Sebelum belajar, kami makan-makan dulu. Dia makan nasi, saya makan biscuit.
Awalnya cerita biasa saja, sampai pada beasiswa. Saya dan sahabat saya itu, mengurus beasiswa prestasi akademik. Tapi, ketika semuanya sudah beres, ternyata ada sedikit kekeliruan. Untuk surat keterangan gaji orang tua, saya dan dia salah. Ternyata harus sesuai dengan contoh yang diberikan.
Oh tidak. Saya lemas. Padahal surat saya, baru nyampe sore tadi, sejak seminggu yang lalu, dari Pontianak. Alasan saya mengurus beasiswa ini, ya  untuk meringankan orang tua saya. Gila aja, udah tua gini, masih dibiayain -_-‘’ Malu.


Saya bingung harus gimana. Ayah saya di Jakarta. Dan, sisa waktu 2 hari lagi. Segala upaya saya coba untuk bisa bagaimana mendapatkan surat keterangan gaji itu lagi dengan format yang sama sesuai contoh. Oh, Tuhan. Mungkin Engkau punya rencana lain. Ketika saya tanyakan pada ayah saya, bisakah mengurus suratnya dari instansi di Banda Aceh ( Ayah saya berada di instansi Bea Cukai ), beliau mengatakan tidak bisa, karena bukan pegawai disitu. Saya bingung dan lemas. Rasanya tidak ada jalan lain. Sahabat saya mengatakan bahwa pasti ada jalan. Saya cuma senyum dan diam. Hari ini, lahir dan bathin saya cape’ sekali.


Di saat saya dan sahabat saya bercerita, ada seseorang teriak dari luar,
‘’BK 2126 XB..Dyah! Punya siapa??!’’.
Saya kaget. Itu motor saya. Kamar sahabat saya itu, terletak di urutan pertama dari luar.
Saya pun keluar untuk memindahkan motor.
Saya senyum ke yang teriak tadi. Tapi dibalas dengan muka paling pait sedunia. #sabaaar.. ( dalam hati saya ).

‘’Kalo mau parkir, jangan dibelakang motor orang. Ga bisa lewat..!’’
Cerocosnya tiba-tiba.
Saya kaget setengah idup. Astaghfirullah..ucap saya dalam hati.
‘’Oh, maaf, kirain tadi motornya ga dipake..’’ ucap saya ( mungkin lembut ).
‘’Kalo pun ga dipake ya ga boleh. Orang luar ga boleh parkir sembarangan disini. Udah ada peraturannya dari sini!’’ Ucapnya kasar.
Astaghfirullahaladzim..saya mulai naik pitam.
Gak baru kali ini sih, saya menemukan manusia ga punya sopan kayak dia disini.
Saya diam, ngalah. Oke, saya bukan orang sini.
Muka saya berubah 360 derjat . Saya cepat-cepat memindahklan motor saya dengan kegeraman luar biasa, dan masuk ke kamar sahabat saya.
Sahabat saya ( ah sebut aja lah nana ) melihat saya diam. Saya tau, dia merasakannya juga.

Saya mau nangis disitu, namun kemarahan saya jauh lebih tinggi. 
Saya langsung mengambil tas dan hendak pulang. Namun nana melarang. Dia menutup pintu. Dia menyuruh saya untuk duduk dulu. Panas hati saya memang sudah sampai puncaknya. Sudah di ubun-ubun.
Saya ga tenang. Saya terus berjalan-jalan di kamarnya.
‘’tenang dyah..tenang..’’ ucapnya.
‘’Na, tu orang ga punya sopan santun ya?! ‘’ ucap saya sengaja dengan suara kuat agar dia mendengarnya.
‘’Istighfar dyah..syetan sedang menguasaimu..’’
Saya pun beristighfar, namun ga mempan. Saya merasa memang syetan sedang bertepuk tangan dan berfoya-foya di atas kepala saya.
Hati saya sangat geram.
‘’Ga nyangka aja ya, mending cepat-cepat pindah aja kamu, na!’’ ucap saya kembali sengaja membesarkan suara. Saya tau, dia mendengar diluar sana.
‘’Iya, dyah..iya..kalo harus jujur, ini udah kayak neraka menurutku. Itu udah sering terjadi kayak gitu. Malah lebih parah. Tadi aku mendengar kamu digituin, ga terima, sakit. Tapi tadi kamu diam disana, udah memuliakanmu. Diam bukan berarti ngalah, dyah..’’

Ucapan nana bagai angin berlalu di kepala saya. Emosi saya sudah mencapai klimaks yang luar biasa. Andai saja saya tidak punya akal dan akhlak, cewek itu udah saya maki panjang lebar, udah saya sumpah serapahi, malah kalo boleh saya tadi hampir mencampakkan motor saya ke dia. Astaghfirullah…Allah masih melindungiku.

‘’Orang udah gila, kita ga usah ikutan gila..’’ ucap nana serius.
Saya diam.
Benar. Melayani orang gila sama dengan gila.

Hati saya sudah terlanjur sakit. Sakit sekali rasanya. Saya juga tidak tahu kenapa saya pada malam itu. Seharusnya saya bisa sabar dan kuat. Saya tahu saya bisa diam dan santai. Tapi malam itu, syetan atau mungkin sudah bosnya syetan, sangat kuat mengelilingi saya.
Setelah beberapa menit menenangkan diri ( yang sebenarnya saya belum tenang ), saya memutuskan untuk pulang. Daripada harus bertemu dengan syetan berbentuk manusia itu lagi disini, pikir saya.
Kasar? Memang itulah adanya.

..

Saya tidak mau lemah di hadapan manusia-manusia tidak punya sopan santun itu.
Saya keluar dengan santai. Dengan senyum menjijikkan, senyum penuh kebencian.
Ada 4 orang diluar situ mengelilingi saya.
Saya mencoba sesantai mungkin. Mengeluarkan motor dengan se slow mungkin. Saya sudah tidak peduli dengan manusia-manusia itu. Yang saya pikir, seandainya dia mulai nyerocos lagi, saya bakal..

..

Keluar gerbang, sengaja saya lama-lamain. Biar gondok. Pikir saya.
Sebenarnya tidaklah guna saya melakukan itu. Saya sadar betul. 
Saya tidak begitu kuat,  menuju jalan raya, tangis saya pecah. Sakit sekali hati saya malam itu. Saya menangis diam di perjalanan pulang, di atas motor yang melaju.
Sampai di rumah, saya masih menangis.
Saya mencoba menyembunyikannya dari teman kos saya ketika dia menanyakan sesuatu ke saya. Mencoba tersenyum dan seolah tidak terjadi apa-apa.
Setelah itu, saya ke kamar mandi, ambil wudhu dan shalat Isya.
Dalam shalat, saya menangis terisak-isak. Bagaikan orang yang ditinggal mati oleh orang yang dicintainya. Air mata saya turun deras, Menguras banyak energy sekali.
Dalam do’a saya terus menangis. Saya terus beristighfar sambil terus menangis mencoba menenangkan hati.
SMS masuk ke HP saya,dari Nana,

‘’ Dyah, bantu aku untuk menenangkan diriku, hanya 1 cara. Tenangkan dirimu. Kamu cerdas, aku tidak perlu banyak ngomong. Kendalikan dirimu. SETAN MENGINCARMU. Dia tidak akan melepaskanmu. Sedikit aja kamu lengah, setan berpesta pora malam ini. Segera shalat Isya, dyah. Baca Al Quran. Hanya itu satu2nya jalan..Allah mencintaimu,,memilihmu untuk dinaikkan kelas..’’

Saya semakin menangis membaca pesannya. Saya merasa, saya gagal. Saya tidak tahan emosi .Saya ga sanggup tahan kesabaran..’’ucap saya dalam hati.
Saya coba membaca Al Quran. Namun untuk menyuarakannya saja, saya tidak mampu. Tangisan saya luar biasa. Melanjutkan bacaan quran saya tidak mampu, tidak sanggup. Saya masih nangis terisak-isak.
Saya baca Al Quran dengan suara pelan, mencoba menenangkan hati.
Saya membuka surah Al – Fath.
Dengan ayat pertama yang berbunyi, ‘’Innaa fatahnaa laka fathammubiina..’’
Yang artinya, ‘’Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata..’’
Saya makin menangis haru, sedih, sakit, bercampur semuanya.
Malam itu menjadi saksi tangisan saya yang luar biasa. Saya jarang menangis disini. Baru 2 kali sama ini, saya menangis sedahsyat itu. Saya meraba hati saya. Ternyata ada sedikit keangkuhan dan kesombongan ketika tadi saya emosi. Astaghfirullah..

Beberapa menit kemudian, saya mulai tenang dan terus beristighfar, walalupun saya masih sedikit menangis. Saya tidur dan berniat akan tahajjud untuk kembali curhat kepada Illahi.
Ternyata, air mata itu banyak menguras energy saya. Saya tidak tebangun sampai jam setengah 6 dari jam setengan 10.
Saya sedikit kecewa, namun ya sudahlah.

Ketika bangun, hati saya mulai lapang.
Kebalikan dari semalam, pagi itu banyak bisikan lembut di telinga saya.
‘’Allah menyukai muslim yang kuat daripada muslim yang lemah…’’
‘’Dyah, hidup ini memang keras. Bukan berari kita menjadi keras karena itu, yang terpenting bagaimana sikap bijak kita menghadapinya..’’
‘’Saudaramu yang di Palestina, jauh lebih kejam yang dirasakan dibandingkan ini..’’

Saya menarik nafas. Menyesal atas sikap tadi malam. Tapi itu tidaklah saya buat-buat. Saya mencoba menenangkan dan memenangkan hati. Saya coba bangkit dan saya sangat berterima kash kepada sahabat saya.

Dengan tegas ia mengatakan nasihat pada saya. Dengan tegas dia terus mendukung saya. Dengan tegas dia mencoba membuat saya mulia di hadapannya dan dihadapan Tuhan. Ternyata dia juga menangis malam itu.
Satu hari itu,  saya hanya berniat bertemu dia dan ingin mengucapkan syukur dan terima kasih.

Oh Allah, ketika kupinta padamu seorang sahabat, Engkau langsung memberikan padaku melalui kejadian itu. Dia l h yang selama ini tanpa ragu menegur dan menyemangatiku. Walau terkadang di  depan umum, dia terlihat diam, seperti kejadian malam itu. Tapi dibalik itu, dia menyiramiku dengan kata-kata kesejukan dan menceritakan tentangMu, Allah.

Banyak hal yang saya dapat dari kejadian malam itu.

Oh, Allah. Jadikanlah, dia sahabat yang membawaku ke syurga. Cinta yang berbuah syurga Cinta yang terlibat Engkau di dalamnya. Karena sesungguhnya, terkadang, ikatan ukhuwah, ikatan aqidah, lebih kuat daripada ikatan darah. Ampuni kami, berkahi kami, Amin, allahumma amin.

@diyasang



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: