Bisa dibilang saya
merasa sedikit kecewa. Kecewa pada seseorang yang sudah saya anggap teman atau
bahkan dulu sahabat saya. Dia memang laki-laki, bukan perempuan seperti
saya.Entah mengapa saya kehilangan sosok dia.
Saya memang dulu pernah kehilangan dia juga karena
dia meninggalkan saya tanpa alasan yang jelas dan penuh tanda tanya. Dan saya
marah. Saya kesal. Seingat saya, saya juga pernah menuliskannya di dalam blog
ini. Saya yang dulu buta dan tidak tau apa-apa memang terlalu manja dan bodoh
untuk membaca situasi dan perubahan dirinya. Saya sempat tidak terima dengan
perubahan dia ( yang sebenarnya ) menjadi lebih baik. Dia yang menjaga marwah
dan akhlaknya, dengan diam dan sedikit senyumnya, dulu memang saya kesali.
Kenapa seperti itu.
Saya
juga pernah bercerita bahwa begitu banyak pelajaran yang saya dapatkan beberapa
hari ini. Allah telah menyadarkan saya beberapa hal dan Allah telah membuka
pikiran dan mata hati saya. Baru itulah saya merasakan bahwa saya adalah
manusia seutuhnya. Manusia yang sangat merengek-rengek pada Tuhannya. Manusia
yang sangat bergantung pada Tuhannya. Dan Alhamdulillah, Allah juga telah
mengirimkan saya sahabat yang insyaAllah membawa saya ke syurga. Dan ceritanya,
mungkin saya merasa lebih baik dari diri saya yang dulu walalupun saya sadar di
tubuh ini banyaaaaaaak banget ddosa-dosa yang menempel atau bahkan berkarat.
Astaghfirullah. T.T
Perubahan
yang saya alami berbanding terbalik dengan teman saya yang laki-laki itu. Dia
yang dulunya begitu tinggi di pandangan saya, begitu cerdas dan menjaga diri,
kini berubah 180 derjat. Tidak ada beda dengan laki-laki yang biasa. Saya masih
tetap menjaga husnudzan saya padanya. Bagaimanapun juga, saya cuma manusia yang
tidak mampu membaca hati dan niat seseorang. Terkadang, terlihat saya dia
menarik tas teman saya yang cewek, atau berbicara asal-asalan. Saya kecewa.
Tidak tau alasannya mengapa. Sebenarnya saya mau bilang, tapi who I am?
Mungkin karena saya sudah terlanjur sayang padanya (
sayang sebagai teman ya ) makanya saya kecewa padanya. Buktinya, untuk orang
lain, saya tidak peduli apa yang mereka lakukan.
Dia yang dulu sangat menjaga jarak pada cewek, kini
bahkan tidak ada jarak. Alangkah kagetnya saya ketika dia pernah duduk di
samping saya dan hanya berjarak kira-kira 1 cm. Saya shock dang a bisa buat
apa-apa. Kami duduk di kursi tengah, mejanya panjang. Saya ga bisa keluar
karena saya duduk nomor 2 dari kiri ( dia ) dan ada teman-teman saya ( cewek )
3 orang duduk disebelah kanan saya. Kalau mau keluar, saya harus minta sama dia
keluar duluan atau saya meminta 3 orang teman cewek saya keluar semua dulu.
Saya ga bisa gerak apa-apa. Udah salah tingkah, karena kaget. Tidak saya sangka
dia melakukan itu. Tidak pernah dipikiran saya. Oke, kalo sama cewek lain
gapapa, ini kok sama saya? ( Loh, who you are?? ) Iya juga ya?
Saya ga terima. Dia berbicara, sampai salah-salah
saya jawab saking ga beresnya pikiran saya.
Setiap
ketemu dia, saya diam. Ga biasa lagi saya berbicara dengan dia. Saya tau ini
ngeganjel, tapi mau dibilang pun segan. Oh Tuhan....(cont.. )
4 komentar:
ntar saya bantu.. ;)
do you know the people?
yes, i know.. klu mau ksih tau bleh jg, inbok aja ;)
I'm not sure but had you tell him? I hope, no.
Posting Komentar