Selamat siang, selamat berpuasa semuanya!
Hari ini sedikit aneh menurut saya, gak aneh sih, cuma ada something happen gitu.
Rasanya saya ingin sekali membuka KRS dan melihat IP saya ( secara selama ini, saya ga pernah liat langsung, selalu diliatin sama orang lain ) -_-''
Tadi malam udah coba, tapi ga bisa. Saya heran, sebenarnya ada apa? ADA APA?? # ya biasa aja kali.
Ya, pada hari ini, di jam segini, iseng-iseng saya buka lagi tu KRS. Awalnya gagal. ( emang dasar ga pernah coba buka ) lama-lama berhasil. Yeah.
Sebelum melihat IP terpampang di KHS ( yang awalnya ga bisa-bisa dibuka ), saya coba melihat nilai transkip. Setelah dilihat-lihat sepertinya ada yang aneh dengan nilai saya. Kalo ga salah, seingat saya, nilai B+ saya ada 2. Ini kok jadi tinggal 1? saya pratiin terus dan dapatlah kesalahan ( yang sebenarnya berita bahagia ). Nilai Biokimia saya ( yang sempat meragukan hati ) berubah menjadi A. Subhanallah. Alhasil IP juga meningkat sesuai dengan target saya. MasyaAllah. Saya jadi merasa bersalah pada Allah.. :(
Rupa-rupanya Allah mungkin cuma nguji saya. Hiks.
Trus kita lewatin IP, saya mau sedikit curhat dan sekedar berbagi aja sih. Perih soalnya disimpan sendiri.
Jadi, saya kan pernah cerita disini masalah beasiswa.
Saya dulu galau antara ikut beasiswa PPA dan Djarum karena di persyaratan beswan Djarum tidak boleh sedang menerima beasiswa. Di tengah kegalauan, saya minta Allah yang pilihkan.
Pas udah dipilihkan Allah dengan cara Dia, emang sih, sakit juga. Tau caranya gimana? Pernah saya ceritain di CINTA SEMPURNA kalo ga salah, yang bahas masalah motor di parkir sembarangan itu loh.
Disitu tertulis bahwa ayah saya salah mengirimkan surat keterangan gaji dan waktunya mepet banget 2 hari lagi. Dan saya sadar, itu ga sempat dan lagian ayah saya lagi di Jakarta, kantornya di Pontianak. Ya, setelah lama ngudengnya, baru sadar bahwa ini YANG UDAH ALLAH PILIH, DYAH...!!! #emosi gua! ><
....
Akhirnya saya pun melepas PPA dan kekeuh mengikuti beasiswa Djarum Foundation. Karena saya juga mikir, di persyaratan Beswan hanya untuk semester 4 dan pas banget ketika ini saya semester 4. Sekali seumur hidup donk? Jadi kuat tekad dan keyakinan saya.
Saya awalnya ogah-ogahan mengurusnya, namun karena saran dari seorang teman, saya akhirnya ''terpaksa'' mengikutinya. Jika saya lulus, mungkin dialah orang pertama yang saya ucapin terima kasih setelah orang tua saya.
Akhirnya tiba pengumuman administrasi dan saya lolos bersama beberapa teman saya lainnya. Dan yang lolos berhak mengikuti tes psikolog tanggal 13 Juli 2012 di Ruang Flamboyan Unsyiah.
Di hari H, saya tidak ada persiapan cukup. Sehari sebelum tes, saya malah jalan-jalan bareng kawan saya yang datang berlibur ke Banda Aceh bersama beberapa teman lainnya. saya cukup panik, karena tidak mempelajari apa-apa. Bagaimana jika soalnya merupakan TPA dan TPAnya sejenis TPA soal STAN? ><
Paraaah. saya udah 2 kali ikut tes STAN dan soal TPAnya itu bener-bener kaya' S*TAN. Susah bangeet ( menurut saya sih, buktinya ada juga teman saya yang lulus -,- ).
Aduh, soal yang mengerikan itu coba saya hilangkan dari pikiran saya. Saya coba belajar pada malam hari namun karena mengantuk saya tertidur ( yaiyalah ).
Sampe tebawa mimpi loh saya. Hiks.
Okelah, besok pagi saya perang. Saya sadar saya memang ga punya persiapan apa-apa dan saya, PASRAH.
Saya ingat sebuah kutipan di buku Ippho Santosa ( hehe ), ''beliilah kemudahan dengan sedekah''.
Jam menunjukkan jam 8 kurang, punya 15 menit lagi free. Saya gunain itu untuk ke mesjid dan sedekah. Bismillah.
Saya minta doa pada ayah dan ibu saya. Saya juga pernah dengar, jika do'a yang baik-baik, minta sama ayah, maka insyaAllah cepat terkabul. #Maksudnya minta ayah yang mendoakan, istilahnya doa plus plus lah.
ayah saya bilang, ''baca tabbatsyada terus...''.
Tanpa mikir apa maksudnya ( saya yakin pasti baik ), saya lafazin tu terus-terusan surat dan shalawat.
Tangan saya dingin begitu duduk di kursi. Saya terus lafalin dalam hati. Bismillah..bismillah.
Soalpun dibagikan. Untuk tes pertama, saya sedikit kacau, kurang bisa memanage waktu. Agh. Saya mencoba santai dan untuk tes ke 2 sampe ke 5, saya coba semaksimal mungkin, walaupun banyak yang kosong juga waktu tes itungan.
saya coba menetralkan pikiran saya. Yakin tapi...
Saya coba melupakan itu, dan terus berharap dan berdoa.
Berbagai cara saya lakuin untuk melupakan hal itu. Saya cerita-cerita dengan teman, sampai sebuah sms masuk ke HP saya,
''Selamat ya ukhti, anti lulus..:') ''
dari seorang teman.
Jantung saya hampir copot. Deg-degan.
Dia liat dimana?
Karena penasaran, saya coba pergi bersama teman saya yang lain utnuk melihat pengumuman. Uah, alangkah senangnya saya, ketika melihat nama saya terpampang lengkap disitu. Dari kira-kira 100 orang, hanya 28 orang yang terpilih.
Saya ga habis syukur.
Namun kegembiraan saya tidak sempurna, karena teman yang membantu saya mengurusi ini tidak lulus. saya coba biasa dengan gejolak kesenangan ini.
Selanjutnya adalah FGD ( Forum Grup Discussion ).
saya sedikit kecewa disini, karena saya tidak banyak berkomentar dan berbicara. Oh Allah, apakah ini mempengaruhi? Aku harap apapun itu, itulah yang terbaik.
Besoknya, kami tes wawancara.
Jujur, saya deg-degan dan gugup banget, banget!
Sampai di kantor, nama kami belum dipanggil-panggil. Dan setiap peserta yanag dipanggil namanya, begitu keluar, wajah mereka menunjukkan ketidakpuasan. Saya menelan ludah. Kenapa mereka?
Hingga dipanggil nama saya, bismillah.
Saya coba santai dan menajwab apa adanya.
Ketika ditanya, ''mengapa kamu masuk jurusan kamu sekarang?''
Dengan santai saya jawab,
''oh,,ini untuk sendiri, untuk keluarga nanti. Biar tau makanan mana yang baik dan enggak untuk keluarga..''
santai banget saya jawab.
Psikolog yang disapa Mas Sapto bertanya lagi mempertegas, ''untuk sendiri??''
''IYA!'' Jawab saya luwes, biasa..yang saya ga sadar bahwa itu sampai sekarang yang menghantui pikiran saya.
''Oke..oke..'' katanya.
Fyuh.
Ketika itu saya tidak merasakan apa-apa kecuali PLONG.
saya terus bershalawat dan melafazkan Tabbats yada..
....
Hingga entah kapan mulanya, saya menyadari bahwa jawaban saya fatal!
Saya khawatir, jawaban itu mempengaruhi yang buruk.
Saya sadar bahwa Djarum ini adalah berbakti untuk negeri dan saya sadar bahwa jawaban itu kenapa tidak keluar dari mulut saya ketika wawancara. Padahal saya pernah bertekad ingin berbakti pada negeri dengan mengembangkan pertanian di negeri. Oh Allah..mengapa jawaban itu tidak keluar? Malah jawaban masa lalu dimana saya fokus ke keluarga.
Astaghfirullah.
Sampai sekarang, setiap melihat iklan Djarum, membuka blog Djarum, hati saya sakit. Ga hanya itu, kalo ngeliat iklan-iklan tentang negeri, hati saya terkikis.
saya sadar bahwa saya salah.
Oleh sebab itu, saya berharap Allah memberikan kesempatan pada saya untuk mengenal negeri saya, INDONESIA. Untuk menyadarkan saya, bahwa saya ingin berbakti pada negara. Semoga harapan itu masih dan terus ada. Berikan hamba kabar gembira dariMu Allah. Semoga saya bisa mewujudkan cita cita saya melalui salah satu itu. Kabulkanlah..Allahumma shalli alaa Muhammad.
Doakan saya ya teman-teman {:)
#Fyuh, cukup lega sih. hiks ><
BISMILLAH! Fabiayyi alaa irabbikumaa tukadzibaan...!!!
Pengalaman dengan IUD alias Spiral
6 tahun yang lalu
2 komentar:
Thx for sharing, What Is The Month Of Ramadhan? cum hav a luk
Month of Ramadhan? Hm, I think it's a special month where those are many forgiveness from God.
Posting Komentar