RSS

Apa adanya tentangmu


.

Wahai kawanku,
Lebih tepatnya saudaraku,
Entahlah, aku bingung mau mengatakan apa,
Aku hanya ingin bercerita dan menulis tentangmu, boleh kan?
Tapi, Kenapa tentangmu ya, kawan?
Karena kau salah satu orang yang special dalam hidupku,

Aku tidak begitu ingat bagaimana kita berjumpa pertama kali dulu,
Yang kutahu, kita sekelas, sama-sama masuk dalam kelas orang-orang pintar < katanya > itu.
Wajahmu oriental.
Kupikir kau orang china, ternyata memang iya.
Dan dulu aku tidak begitu mempedulikanmu.

Yang kutahu,
Kau adalah cewek superaktif yang selalu mengeluarkan pendapat di kelas.
Kau juga selalu membawa kejutan dari rumahmu,
Buku-bukumu, yang wow, terkadang tebal dan kelihatannya mahal.
Dari situ aku tahu, kau suka baca.
Dan kau selalu membagi informasi tentang apa aja sama kita, sama teman sekelas.
Tentang kesehatan, kejiwaan, bahkan gossip ga jelas sekalipun.
Kau juga paham tentang agama.

Aku suka, ketika kau sudah mengajak kami semua berkumpul, untuk mengikuti tes psikotest yang kau dapat <mungkin > dari bukumu itu.
Dan yang aku sadar, aku tertarik denganmu.

Taukah kawan,
Ketika tiba waktunya Sang Maha Pengasih mendekatkan kita,
Aku merasa bahagia.
Alasannya? Entah! Aku juga ga begitu tau, sebab aku juga belum mengenalmu penuh.

Ketika itu, kita di dudukkan dalam 1 kelompok duduk,
Ya, kau taulah bagaimana system tempat duduk anak-anak kreatif dan pemimpi serta pemimpin itu.
Gak ada loh, kelas lain yang buat system belajar kayak kelas kita. Ah, aku jadi kangen sama masa-masa madrasah kita dulu.
Eits, kadang aku keceplosan untuk menceritakan kelas kita, karena saking kagumnya aku dan bersyukurnya aku pernah ditempatkan di kelas itu bersama denganmu dan teman-teman kita.
Karena ini memang khusus untukmu, ya..aku cuma mau bercerita tentangmu <titik>

Sebelumnya, sebenarnya aku ingin memberikan tulisan ini waktu ultahmu.
Maaf, aku lupa. Kupikir, kau lahir tanggal 12 Desember, gak taunya 12 November. Aku cuma ingat tanggal 12 dan bulan yang berakhiran –er. Tapi gapapa ya.

Sambung ya ceritanya.

Kawan, kau harus tau beberapa hal,
Bahwa sampai detik ini aku mengagumimu.
Mengagumi ketulusanmu. Kelembutanmu, dan sikap mengalahmu itu. Ya, kau taulah, aku orangnya keras kepala dan jarang mau mengalah.
Tapi, yang namanya batu, ditetesi air yang lembut, akan rapuh juga. Begitulah aku jika dekatmu.
Lebay ya? Emang iya.

Masih ingat, kan?
Ketika bu Rani bertanya siapa teman yang kalian kagumi di kelas ini?
Aku dengan mantap menjawab dirimu, kawan.
Padahal, kita baru kenal ( betul ) beberapa minggu.
Tapi mengapa begitu mantap?
Entahlah, mungkin Allah yang menunjukkannya.

Tau, kawan?
Satu hal yang masih kuingat sampai detik ini ketika aku lemah adalah kata-kata ajaibmu padaku ketika itu. Kau membisikkan sebuah kalimat sederhana namun masih bersarang di kepalaku sampai detik ini.
Masih ingat kalimatnya?

Ketika itu, pelajaran Bahasa Indonesia sama Bu Yem.
Masih belum ingat?
Oke, ketika itu, Bu Yem bertanya apakah ada tugas?
Dan cuma aku yang menjawab ADA, ketika yang lain berusaha untuk tidak menjawab.
Tugasnya ingat?
Menceritakan isi novel.
Ketika kusadar bahwa teman yang lain kecewa padaku, kau membisikkan pelan di telingaku sebelum aku maju sebagai yang pertama kedepan, memulai menceritakan isi novel ( karena diminta Bu Yem ).
Belum ingat kalimatnya?
Ah, kau payah juga, kawan kalo tidak ingat.
Kau bilang padaku dengan lembutnya,
‘’Gapapa, dyah…Dyah perintis!’’.

Aku tidak mempedulikan kalimatmu itu. Aku hanya maju kedepan dan melihat kau tersenyum di bangku.
Melihat senyummu saja, kawan. Aku kuat. AKu percaya diri. Aku semangat dan nyaman.
Padahal kau tau, aku orang paling grogian kalau maju ke depan.

Aku mulai memikirkan kata-katamu ketika aku duduk.
Perintis? Apa itu? ( maaf, ketika itu saking lugunya, aku tidak tau makna itu ).
Setelah aku mencari tau, barulah aku sadar, kau menyemangati dengan sebuah kata sederhana bermakna luar biasa, ( yah, seperti yang kubilang, sampai detik ini aku mengingatnya ).

Oya, kawan.
Sebenarnya, kau sudah sering banget kuceritakan di blogku. Jangan GR ya.
Tapi kurasa, aku ga bosan-bosan ngulangnya lagi.
Dulu, aku belum berani bilang ke orangnya langsung.
Tapi kali ini, takkan kusia-siakan lagi kesempatan.

Menurutku,
Menceritakanmu ga cukup cuma 1 halaman di blog itu.
Tapi 1 buku.

Apa lagi ya kawan?
Ha! Aku juga ingat sebuah kejadian yang membuat hatiku meleleh dengan sikapmu. Sederhana, sederhana memang. Tapi bermakna.

Ingat?
Ketika itu pelajaran apa ya? Aku juga lupa.
Yang pasti, aku dan Fandi belum mengerjakan tugas yang sebentar lagi akan dikumpul.
Aku stress sampai kepalaku pusing. Begitu juga dengan Fandi.
Aku bilang kepadamu bahwa aku pusing dan ingin istirahat di UKS. Ya, Fandi juga bilang gitu.
Lagian, niat utamaku bukan mau tidur di UKS, tapi mau melarikan diri dari tugas itu.
Kau tau? Niatku itu langsung hilang ketika kau berkata dengan lemah lembutnya,
‘’Tolong, jangan tinggalkan Dila. Biar tugas kalian, Dila aja yang kerjain. Dila aja yang tulis, asalkan kalian disini. Kalian tidur aja disini, gapapa’’.
Sumpah, rasanya aku mau nangis, kawan.
Kok bisa kata-kata kayak gitu keluar dari mulutmu? Tidak pernah sebelumnya aku mendengar ketulusan seperti itu.
Aku terdiam dan merasa sangat bodoh. BODOH. Jelas?
Aku tersenyum mengejek. Mengejek? Ya, mengejek diriku sendiri.
Oh Allah, kau beri aku malaikat?

Kau selalu menyemangati orang lain, tidak hanya diriku.
Kau itu, seperti ini…
Apa ya? Kalau mengkritik orang, tidak menjatuhkan, tapi membangun.
Kau pernah menyadarkanku ketika aku salah,
Bukan dengan menyalahkan dan menyudutkanku, tapi bahkan kau membelaku.
Sampai akhirnya aku benar-benar sadar dan haqqul yakin, aku yang salah.

Oh ya, ingat lagi?
Dulu, setiap pelajaran Biologi, kita ga pernah focus. Catat ya, GAK PERNAH FOKUS.
Tau kenapa? Ya karena aku!
Bayangin aja, di tengah Bu Dewi sibuk berkoak-koak menjelaskan tentang Biologi, kita malah cerita tentang bisnis binatang kita. Ingat binatang apa?
Yang warnanya pink-pink itu loh..yang lubang idungnya ada 2 di depan. Ingat?
Ah, kalo ga ingat, sms aja lah.
Kita malah sibuk cerita KONYOL bisnis GILA itu. Kita ketawa-ketawa dari awal sampai akhir. Apa ga sinting namanya? Tapi aku minta maaf ya, gara-gara kau mendengarkan cerita KONYOLku, kau tidak focus di pelajaran. Tapi disisi lain, aku menyukaimu, aku mengagumimu, karena kau tidak menyakiti hatiku, malah, kau setia mendengar dan berkomentar tentang cerita ANEH itu.

Buku pertama yang kau kasi pinjam ke aku…
5 CM.
Ingat?
Ketika itu aku bosseeeeen banget.
Dan aku mengatakan itu padamu.
Jika aku katakan ke yang lain mungkin tanggapannya beda,
Yah, apalagi ketika masa kuliah seperti ini, nafsi-nafsi, kawan.
Ketika itu kau lagi sibu nulis, tapi kau sempat menanggapi keluhanku.
‘’Dyah bosen? Coba baca ini..’’
Kau ngeluarin sebuah buku hitam, dari tasmu.
‘’Apa itu?’’
‘’Novel..bacalah..’’
‘’Tentang?’’
‘’Persahabatan..’’
‘’Ceritanya gimana?’’
‘’Hm..menurut Dila, lebih enak dibaca deh…’’

Aku pun terpaksa membaca buku itu.
Judulnya cuma 3 huruf ya?
Awal baca, aku sudah terpingkal-pingkal.
Kau terseyum.
Kau pandai menghibur hati, kawan.

Semenjak itu, aku mulai suka membaca < novel >.
Sebenarnya aku kurang suka baca, pas waktu ujian aja ingat, kita selalu belajar bareng sama teman sekelas. Asyik banget.

Pernah ketika aku berkunjung ke rumahmu, ke kamarmu.
Alangkah kagetnya aku melihat buku satu rak penuh.
Buku novel, cerita, psikologi, semuanya punyamu.
Speechless, aku merinding dan seperti orang gila.
Aku bahagia. Ga tau kenapa.
Makanya semenjak itu, setiap ngeliat banyak buku cerita atau novel tersusun ( asalkan bukan buku pelajaran ), aku puas. Di gramedia, toko buku, bazaar, expo, itu membuat aku puas, walau aku tidak membeli, sekedar berada di tengah-tengah mereka. Entahlah, padahal aku tidak suka baca mereka.
Tau, terkadang, aku pergi ke bazar buku, bukan untuk beli buku, tapi untuk mencari kepuasan itu. Aneh ya?
Apa ada penyakit gitu, Dil? Ehm, ibu dokter? ( Alhamdulillah, impianmu tercapai, kawan ).

Oh iya, satu lagi kesamaan kita.
Masih ingat Kimi?
Seseorang yang pernah kuceritakan padamu.
Setelah aku pikir-pikir, kita orang gila!
Kita berimajinasi begitu tinggi dan diatas normal.
Dan bodohnya, kita menceritakan kepada orang normal ( kawan-kawan kita ).
Ya jelaslah, cerita kita ditolak mentah-mentah!

Aku memiliki seseorang yang aku kagumi di sisi lain. Ya, namanya Kimi.
Dan alangkah terkejutnya aku ketika kau menceritakan hal yang sama, tapi ia lebih muda darimu.
Khayalan? Ya, mereka teman khayalan kita. Hebat kan?
Bahkan kita ber-empat, pernah bercerita bersama. Apa ga gila itu namanya?
Oiya, btw, si adek masih ada?
Kimi ga sekuat yang dulu, Dil.
Masa kuliah membuat imajinasi kita lenyap!

Apa lagi ya, bayangin aja, ini udah 6 page. Dan masih belum cukup kurasa.
Banyak kenangan yang tersimpan di memori otakku tentangmu, Dil.
Ada folder tersendiri khusus tentangmu.

Ah, tak kusangka, kau sebegitu berharganya di memoriku.
Yang kutahu, kaulah orang yang membuatku merasa benar menjadi seorang perintis, seperti yang pernah kau bisikkan dulu..Sampai sekarang.
Kita berteman memang, tapi kau menganggap lebih.
Kau menghormatiku, mengasihiku, menyayangiku, mendukunggku dan menyemangatiku ketika jatuh.
Aku tidak tau bagaimana membalasmu, Dil.
Allah, Tuhan yang kita agung-agungkan selalu itulah yang akan membalas kebaikanmu.

Oya, kita sama-sama penggemar Al Farabi.
Tapi aku menambah lagi dengan Umar ra dan Muhammad Al Fatih. Kau bagaimana?
Hm, ada satu hal yang mambuatku masih mengganjal, tapi kurasa, itu hak dan privacymu.
Aku menerimamu apa adanya,
Karena Aku mencintaimu karena Tuhan kita, Allah subhanahu wata’ala. Smoga cinta kita berbuah syurga, seperti judul bukunya Habiburrahman El Shirazy.

Semoga kau tidak pernah lupa denganku..
(ngarep ). :D
Daah…


Dari sahabatmu yang penuh alfa,
Diyasang
( Sang Diah Pitaloka ).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: